Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Rp 300 Juta, Pejabat Bakti Kominfo Juga Terima Tas “Louis Vuitton” hingga Ikat Pinggang “Hermes”

Kompas.com - 25/07/2023, 19:27 WIB
Irfan Kamil,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Lastmile atau Backhaul pada Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Muhammad Feriandi Mirza mengakui, dirinya pernah menerima barang-barang mewah dari perusahaan konsorsium penyedia jasa pekerjaan menara Base Transceiver Station (BTS) 4G dan infrastruktur pendukung 1, 2, 3, 4 dan 5 pada Bakti Kominfo.

Hal itu disampaikan Mirza saat menjadi saksi untuk terdakwa Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate, Direktur Utama (Dirut) Bakti Kominfo Anang Achmad Latif, dan eks Tenaga Ahli Human Development (HUDEV) Universitas Indonesia Yohan Suryanto.

Ketiganya merupakan terdakwa kasus dugaan korupsi proyek penyediaan menara BTS 4G dan infrastruktur pendukung 1, 2, 3, 4 dan 5 Bakti Kominfo tahun 2020-2022.

Baca juga: Soal Penyelesaian Proyek BTS, Budi Arie: Nanti Penuh Kejutan, Tenang Saja

Pengakuan itu terungkap ketika Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada Kejaksaan Agung (Kejagung) mendalami penerimaan barang dari konsorsium penyedia jasa pekerjaan Infrastruktur BTS 4G selain uang Rp 300 juta.

"Saudara saksi, saudara kan pernah komunikasi dengan para penyedia, apakah saudara pernah diberikan suatu barang oleh para penyedia?" tanya Jaksa dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Selasa (25/7/2023).

Mendengar pertanyaan tersebut, Mirza lantas tertawa. Namun, ia mengakui ada penerimaan berupa tas dari konsorsium PT Infra Struktur Bisnis Sejahtera (IBS) dan PT ZTE Indonesia yang mengerjakan Paket 4 dan 5 di proyek BTS 4G itu.

"Selain uang Rp 300 juta yang saudara jelaskan tadi?" tegas jaksa bertanya.

Baca juga: Sidang Plate, Saksi Sebut Baru Terbangun 1.795 Menara BTS dari 4.200, Hakim: Berarti Proyek Ini Mangkrak

"Ya biasa ada tas," ungkap Mirza.

"Tas merek apa?" tanya jaksa.

"Louis Vuitton," kata Mirza.

Mirza menyebut, Mukti Ali yang merupakan Account Director of Integrated Account Departement PT Huawei Tech Investment yang memberikan tas tersebut.

Selain itu, pejabat Bakti Kominfo ini juga mengaku menerima dua ikat pinggang bermerek Hermes dan satu buah ponsel bermerek iPhone dari PT ZTE dan PT Huawei.

Tak hanya itu, Mirza juga mengaku menerima sepatu dari Konsorsium PT Infra Struktur Bisnis Sejahtera (IBS). Pengakuan Mirza menerima barang-barang mewah ini membuat pengunjung sidang riuh hingga tertawa.

Baca juga: Saksi Sebut Pembangunan 4.200 BTS 4G dalam 9 Bulan Tak Lazim

Atas pengakuan tersebut, Ketua Majelis Hakim Fahzal Hendri pun menyayangkan keterangan Mirza yang baru mengaku setelah dicecar oleh JPU. Ia dinilai tidak berterus terang ketika Majelis Hakim mendalami penerimaan dirinya di awal sidang.

"Banyak saudara nerima. Sebetulnya saudara tahu dari awal kekurangan-kekurangan ini, tadi tidak ada cerita-cerita itu," sentil Hakim Fahzal.

Hakim pun memperingati Mirza yang tidak berterus terang menikmati penerimaan dari proyek BTS 4G tersebut.

"Kalau gitu berarti kan ini ada masalah di sini Pak, pasti suatu saat akan meledak ini masalah, kenapa saudara terima yang Rp 300 juta itu? Kenapa diterima itu Hermes, karena dari awal memang saudara tidak konsisten juga, sudah disarankan tidak diterima, ternyata saudara lakukan juga, menerima juga pemberian," kata Fahzal.

Baca juga: Hakim Heran Proyek BTS 4G Rp 10,8 Triliun Tak Libatkan Ahli

"Siap Yang Mulia," jawab Mirza.

"Ya sudah tidak apa-apa, risiko saudara ya, tapi yang jelas ilmunya, pengetahuan saudara tidak saudara terapkan dengan baik," sentil Hakim Fahzal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

Nasional
Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Nasional
Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Nasional
Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat 'Geo Crybernetic'

Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat "Geo Crybernetic"

Nasional
Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

Nasional
Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

Nasional
PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

Nasional
SYL Klaim Tak Pernah 'Cawe-cawe' soal Teknis Perjalanan Dinas

SYL Klaim Tak Pernah "Cawe-cawe" soal Teknis Perjalanan Dinas

Nasional
Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Nasional
Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Nasional
Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Nasional
Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com