JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fawaid, menyinggung ketidakpastian output koalisi bersama Partai Gerindra dalam 11 bulan terakhir, sejak kedua partai meneken piagam koalisi bersama.
Hal ini ia sampaikan merespons masuknya nama Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, sebagai salah satu dari lima bakal calon wakil presiden PDI-P pendamping Ganjar Pranowo.
"Piagam koalisi yang dibangun bersama Gerindra itu sederhana, bahwa capres dan cawapres ditentukan oleh Pak Prabowo dan Gus Muhaimin," ucap Jazilul dalam keterangan suara, Selasa (25/7/2023).
Baca juga: Cak Imin Digoda PDI-P Jadi Cawapres Ganjar, PKB: Kita Pasti Meleleh
"Mestinya Pak Muhaimin sudah tidak tergoda. Tapi, mungkin karena ada ketidakpastian, wajar saja ada godaan-godaan," ia menambahkan.
Jazilul menyinggung bahwa ketidakpastian ini mungkin sudah berakhir, seandainya pada pekan lalu koalisi ini mendeklarasikan pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Muhaimin sendiri.
"Saya yakin, Mbak Puan (Maharani, Ketua Bidang Politik DPP PDI-P) tidak akan memasukkan nama Gus Muhaimin di 5 nama (bakal cawapres PDI-P)," ujarnya.
Namun, Jazilul menegaskan bahwa PKB masih memiliki etika untuk tetap mempertimbangkan hubungan baik yang telah dijalin bersama Prabowo 11 bulan terakhir.
Walaupun demikian, ia tak menampik bahwa PKB berharap koalisi yang diberi nama "Kebangkitan Indonesia Raya" ini seharusnya sudah lebih dulu mengumumkan capres-cawapresnya dengan nama Muhaimin di sana.
"Kalau usia kami 11 bulan, mestinya sudah disesar kalau belum lahir," kata Jazilul memberi analogi.
Ia menambahkan, Muhaimin masih "sabar menunggu takdir".
Baca juga: Gerindra: Pembicaraan Kami dengan PKB, Hanya Satu Calon Wakil Presiden, Muhaimin
"Apakah nanti entah 11 bulan lebih berapa hari muncul keputusan bersama Gerindra atau Pak Prabowo," ungkapnya.
Nasib Muhaimin bersama Prabowo memang di ambang ketidakpastian yang nyata.
Belakangan, Prabowo kian blak-blakan menunjukkan kedekatannya dengan Menteri BUMN Erick Thohir. Misalnya, saat makan bersama dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat pada akhir pekan lalu atau pada saat meninjau pabrik PT Pindad di Malang, Jawa Timur pada awal pekan ini.
Baca juga: Cak Imin Masuk Bursa Cawapres Ganjar, PKB Yakin PDI-P Tak Beri Harapan Palsu
Dari segi elektabilitas, tingkat keterpilihan Erick Thohir sebagai cawapres juga lebih moncer dari Muhaimin, berdasarkan hasil survei berbagai lembaga.
Sementara itu, terkait pencalonan presiden, Prabowo dianggap jauh lebih berpeluang dibandingkan Muhaimin. Elektabilitas Menteri Pertahanan tersebut bahkan disebut-sebut sebagai yang tertinggi saat ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.