Oleh karenanya, dia juga meminta agar Menkominfo yang baru langsung bisa bekerja secara cepat. Utamanya untuk menyelesaikan proyek BTS 4G.
"Kita ini hanya punya waktu yang sangat pendek, 1,5 tahun kurang, sehingga saya ingin yang pertama di Kominfo penyelesaian BTS itu harus diutamakan. Penyelesaian hukum silakan berjalan, kita hormati proses hukum, tetapi penyelesaian BTS-nya juga harus tetap berjalan," ujar Jokowi.
Lebih lanjut Presiden menegaskan pentingnya penyelesaian BTS karena hal tersebut menyangkut pelayanan kepada masyarakat, terutama di daerah-daerah terdepan dan tertinggal. Presiden Jokowi tidak ingin proyek tersebut terbengkalai.
"Jangan sampai kita sudah ada peristiwa hukum, BTS-nya juga terbengkalai. Ini juga yang saya enggak mau. Tugas beratnya di situ," lanjutnya.
Setelahnya, Presiden Jokowi juga sempat ditanya soal alasan mengapa dirinya melantik Wakil Menteri Agama baru yakni Saiful Rahmat Dasuki menggantikan Zainut Tauhid Sa'adi.
Menurut Presiden ada permintaan dari parpol terkait hal tersebut.
"Oh itu ada permintaan dari partai," ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Senin (17/7/2023).
Baik Saiful Rahmat Dasuki maupun Zainut Tauhid Sa'adi sama-sama berasal dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Baca juga: Agresif Serang Pemerintahan Jokowi, AHY Dinilai Kian Ngebet Jadi Cawapres Anies
Analis politik Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam berpandangan, pelantikan menteri dan wakil menteri kemarin kental aroma Pilpres 2024. Terutama, ketika Presiden Jokowi menunjuk pentolan relawan Pro Jokowi (Projo), Budi Arie Setiadi, sebagai Menkominfo.
Menurutnya, penunjukkan Budi Arie dianggap bakal memberi keuntungan tambahan bagi poros politik Presiden Jokowi mempertahankan status quo jelang kompetisi elektoral tahun depan.
"Orkestrasi isu dan narasi pro-pemerintah bisa dioptimalkan, dan langkah mengeliminasi serangan-serangan rival politik bisa diefektifkan jelang Pemilu 2024," kata Umam pada Senin.
Terlebih lagi, Umam mengatakan, Budi Arie punya sekelumit pengalaman di bidang teknologi informasi dan komunikasi karena pernah duduk sebagai Direktur Utama PT Mandiri Telekomunikasi Utama (1996-2001).
"Sehingga 'stabilitas' tetap terjaga sesuai dengan selera kekuasaan yang ada," ujar Umam.
Selain itu, Umam mengatakan, penunjukkan Budi Arie menegaskan bagaimana posisi Menkominfo semakin strategis jelang tahun politik.
Mengingat, Budi adalah loyalis Jokowi, dan menggantikan posisi yang sebelumnya diemban Johnny G Plate yang merupakan politikus Partai Nasdem.
Baca juga: Susunan Kabinet Indonesia Maju Terbaru Usai Jokowi Reshuffle Lagi
Diketahui, meski Nasdem saat ini masih berupaya mempertahankan posisinya di pemerintahan, namun partai besutan Surya Paloh itu memiliki sikap politik yang berbeda dengan Jokowi di Pilpres 2024.
Nasdem secara terang-terangan telah mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden. Sementara sejauh ini, Presiden Jokowi diklaim parpolnya, PDI-P, mendukung pencalonan Ganjar Pranowo.
Klaim yang sama pun ditunjukkan Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan, yang juga turut diamini oleh Budi Arie beberapa waktu lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.