Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SOROT POLITIK

Hasil Survei Tembus Tiga Besar, Pengamat: PKS Dipilih Kaum Milenial

Kompas.com - 17/07/2023, 14:44 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) menempatkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada posisi tiga besar.

Survei yang dilakukan pada 1 Juli 2023 sampai 8 Juli 2023 tersebut menyasar warga negara Indonesia (WNI) berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon. Mereka pun ditanya sejumlah aspek isu nasional, termasuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Hasil survei tersebut didapat dengan menggunakan metode random digit dialing (RDD), yaitu teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak sebanyak 1.242 responden.

Tingkat kesalahan pengambilan sampel dalam hasil survei atau margin of error survei diperkirakan kurang lebih 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen lewat asumsi simple random sampling.

Baca juga: Hasil Survei Indostrategic Perlihatkan Tokoh Perubahan Tak Hanya Anies, Ada Prabowo

Menanggapi hasil survei tersebut, Ketua PKS Ahmad Syaikhu mengaku bersyukur atas capaian yang diraih pihaknya. Hasil ini menunjukkan bahwa kinerja PKS di tingkat pusat maupun daerah mendapat apresiasi dari masyarakat.

“Sebagai oposisi, PKS bukan asal beda dengan pemerintah. Kami mendukung apa yang baik dari pemerintah dan mengkritisi apa yang perlu diperbaiki. Semua ini harus berbasis orientasi publik, bukan politik dagang sapi,” tuturnya di kantor Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKS, Jumat (14/7/2023).

Meski demikian, ia mengingatkan seluruh kader PKS untuk tidak berpuas diri dan terus melayani serta mengadvokasi masyarakat di daerah mereka masing-masing.

“Survei belum tentu menggambarkan hasil akhir. Bisa jadi PKS malah menembus dua besar kalau kepercayaan masyarakat terhadap kami terus meningkat menjelang pemilu nanti,” ujar Ahmad dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (17/7/2023).

Baca juga: Saat UU Kesehatan Dinilai Muluskan Dokter Spesialis Asing Praktik di Indonesia...

Ia mengungkapkan, fokus PKS saat ini adalah terus memberikan berbagai advokasi serta memantau regulasi yang bisa merugikan masyarakat, seperti Undang-undang (UU) Kesehatan.

Perlu diketahui, fraksi PKS di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) menolak pengesahan Rancangan Undang-undang (RUU) Omnibus Law Kesehatan dalam Rapat Paripurna ke-29 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI).

Beberapa alasan penolakan tersebut, antara lain tidak tercantumnya pengaturan alokasi wajib anggaran (mandatory spending) kesehatan dalam RUU.

Kemudian, adanya penghapusan pasal yang melepaskan tanggung jawab pemerintah pusat terhadap jaminan kebutuhan hidup orang pada masa karantina rumah, serta peluang masuknya tenaga kerja kesehatan (nakes) asing dengan payung regulasi.

Baca juga: Puluhan Nakes di Seram Bagian Barat 6 Bulan Tak Digaji, Kadis Kesehatan: Saya Minta Maaf

Dari penolakan tersebut, Ahmad mengatakan bahwa pihaknya ingin menghadirkan keadilan dan kesejahteraan bagi bangsa Indonesia sebagai janji kemerdekaan partainya.

Pemilih PKS mulai dari gen Z hingga kaum milenial

Sementara itu, Analis Politik sekaligus Chief Executive Officer (CEO) dan Founder Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago mengatakan bahwa mayoritas pemilih PKS berasal dari kalangan intelektual kampus, mahasiswa, generasi (gen) Z, dan kaum milenial.

“Bagaimanapun, (pemilih) gen Z ada 60 persen dan ini benar-benar menjadi dewa elektoral, menjadi penentu kemenangan. Pemilih PKS juga banyak dari kalangan ini terutama mahasiswa yang (berpikir) kritis, termasuk juga mereka yang menyembunyikan pilihannya atau undecided voters sebagai menjadi penentu kemenangan,” imbuhnya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Nasional
Waspada MERS-CoV, Jemaah Haji Indonesia Diminta Melapor Jika Alami Demam Tinggi

Waspada MERS-CoV, Jemaah Haji Indonesia Diminta Melapor Jika Alami Demam Tinggi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com