Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasto Sebut Sosok Cawapres Ganjar Masih Digodog, Pengumuman September-Oktober

Kompas.com - 05/07/2023, 20:45 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengungkapkan pengumuman bakal calon wakil presiden (bacawapres) pendamping Ganjar Pranowo bisa dilakukan kapan saja hingga Oktober 2023.

Hasto menyatakan itu untuk menjawab pertanyaan wartawan usai mengisi kuliah umum di Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat, Kota Padang, Rabu (5/7/2023).

"Saya katakan bulan Juli, Agustus ini bulan penggemblengan, bulan penggodokan. Kemudian Ibu Ketua Umum Megawati Soekarnoputri nanti yang akan mengumumkan, tentu saja setelah berkoordinasi dengan dialog dengan ketua umum partai yang lain dan Presiden Jokowi. Itu bisa bulan September bisa juga bulan Oktober sebelum pendaftaran,” kata Hasto dikutip keterangan tertulis, Rabu.

Baca juga: Anies Bertemu Ganjar dan Puan di Mekkah, PDI-P: Komitmen Pemilu 2024 Berjalan Damai

Ia mengatakan bahwa pengumuman itu sangat bergantung pada momentum yang tepat.

Hal ini lantaran segala sesuatunya akan memperhitungkan kesatupaduan kepemimpinan Ganjar dengan wakilnya.

Kemudian, tambah Hasto, PDI-P juga mempertimbangkan visi misi yang akan diangkat, dan bagaimana pasangan itu nantinya menjawab berbagai persoalan yang dihadapi rakyat dan negara.

"Bagaimana melakukan desain bagi masa depan, juga berbagai aspek. Juga aspek spiritualnya, itu semua harus dikalkulasi, kesiapan rakyat dan juga peta kontestasi," ujar dia.

Baca juga: Ganjar dan Bima Arya Diundang Acara Perayaan HUT Ke-24 PP Polri, Ini Alasannya

"Sehingga saya katakan, bulan Juli Agustus bulan penggemblengan, sehingga apakah bulan September atau Oktober nanti tergantung,” tambahnya.

Adapun Megawati Soekarnoputri sebelumnya mengaku bosan ditanya awak media terkait siapa sosok bakal cawapres Ganjar Pranowo yang akan dipilih. Megawati meminta agar semua pihak menunggu saja sampai waktunya dia mengumumkan bakal cawapres Ganjar.

"Kok yang ditanya ini-ini saja, sampai saya sendiri yang ditanya bosan. Nunggu saja dah. Kalau situ mau nanya sama saya, ya nunggu saja," ujar Megawati di kantor DPP PDI-P, Jakarta Pusat, Jumat (9/6/2023).

Megawati menjelaskan alasan kenapa pihak lain harus menunggu dirinya mengumumkan bakal cawapres Ganjar.

Baca juga: Kata Ganjar soal Pertemuan dengan Anies Saat Ibadah Haji di Mekkah

Menurut dia, PDI-P adalah satu-satunya partai yang memenuhi syarat presidential threshold 20 persen sehingga mereka bisa mengumumkan bakal capres-cawapres sendiri.

Megawati mengakui, dirinya sudah mendengar banyak nama kandidat cawapres Ganjar.

Namun, dia mengingatkan bahwa dirinya bebas dalam menentukan sendiri siapa bakal cawapres Ganjar yang akan diputuskan.

"Kalau saya milih sendiri lalu ada aturan enggak boleh? Sangat boleh, makanya saya dengarkan dulu (nama-nama kandidat cawapres)," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Nasional
ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

Nasional
Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Nasional
Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com