Kedua, implementasi teknologi carbon capture storage (CCS) dan carbon capture, utilization, and storage (CCS/CCUS) dengan injeksi C02 atau karbon dioksida perdana di Lapangan Pertamina Exploration Production (EP) Jatibarang.
Ketiga, mengembangkan kilang hijau. Keempat, mengembangkan energi geothermal yang saat ini telah mencapai kapasitas terpasang sebesar 1.877 Megawatt (MW). Kelima, memproduksi biodiesel dan lain-lain.
Lebih lanjut, Nicke mengatakan, Pertamina juga melibatkan masyarakat dengan mengembangkan Desa Mandiri Energi di 47 desa di Indonesia.
Baca juga: Pertamina Perkuat Human Capital lewat Implementasi Tata Nilai AKHLAK
“Kita tidak bisa melakukannya sendiri. Oleh karena itu, kami membuka diri untuk kolaborasi global bersama seluruh peneliti, penemu dan para ahli dari universitas dan akademisi, perusahaan, kementerian hingga masyarakat melalui usaha mikro kecil menengah (UMKM),” imbuhnya.
Pertamina berharap, kerja sama tersebut akan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan.
Dengan meningkatnya permintaan terhadap produk-produk budaya lokal, UMKM akan mengalami peningkatan penjualan dan pendapatan.
Pertamina meyakini, kolaborasi tersebut akan mampu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan sektor pariwisata, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: Gubernur Koster Sebut Kasus Rabies dan Pencabutan Bebas Visa Tak Ganggu Pariwisata Bali
Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target net zero emission (NZE) pada 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan environmental, social, and governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.