Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
M. Ikhsan Tualeka
Pegiat Perubahan Sosial

Direktur Indonesian Society Network (ISN), sebelumnya adalah Koordinator Moluccas Democratization Watch (MDW) yang didirikan tahun 2006, kemudian aktif di BPP HIPMI (2011-2014), Chairman Empower Youth Indonesia (sejak 2017), Direktur Maluku Crisis Center (sejak 2018), Founder IndoEast Network (2019), Anggota Dewan Pakar Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (sejak 2019) dan Executive Committee National Olympic Academy (NOA) of Indonesia (sejak 2023). Alumni FISIP Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (2006), IVLP Amerika Serikat (2009) dan Political Communication Paramadina Graduate School (2016) berkat scholarship finalis ‘The Next Leaders’ di Metro TV (2009). Saat ini sedang menyelesaikan studi Kajian Ketahanan Nasional (Riset) Universitas Indonesia, juga aktif mengisi berbagai kegiatan seminar dan diskusi. Dapat dihubungi melalui email: ikhsan_tualeka@yahoo.com - Instagram: @ikhsan_tualeka

Politisi Narsis Vs Otentik

Kompas.com - 22/06/2023, 13:16 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Munculnya politisi narsis —narsisme adalah cinta terhadap diri sendiri secara berlebihan, meminjam istilah Sigmund Freud—, cirinya merasa diri paling penting, unik, dan istimewa.

Sehingga kerap menafikan keadaan objektif dan mengkamuflase tampilan, adalah refleksi ketidakmampuan diri politisi tersebut untuk bersaing secara sehat dan wajar di panggung politik.

Komunikasi politik yang lebih mengandalkan wajah para politisi narsis, melalui maraknya baliho dengan foto besar, ketimbang pesan ideologis atau program untuk disampaikan pada masyarakat.

Realitas politik seperti ini mengonfirmasi pendapat yang pernah dilontarkan oleh Aristoteles, bahwa dalam sistem politik demokrasi ada dua penyakit yang selalu terkait atau mengiringi; demagog dan narsisme.

Kenyataan yang mengindikasikan masih sulit dan jauhnya langkah atau proses untuk membangun sistem politik yang lebih terstruktur dan impersonal.

Pola komunikasi politik yang dibangun lewat alat peraga kampanye bergambar, semakin mempertegas proses politik masih belum beranjak dari mekanisme personal, di mana pribadi seorang politisi lebih dipentingkan ketimbang visi dan programnya.

Baliho-baliho narsistik, cenderung "nyampah" mengindikasikan masih belum matangnya perilaku politik para caleg. Seakan tak belajar dari pengalaman election sebelumnya.

Baca juga: Iklan Sampah Politisi

Selain itu, politisi narsis yang hanya bermodal tampang tanpa memiliki rekam jejak dalam memperjuangkan kepentingan publik, kerap berani maju dalam pemilu, hanya dengan mengandalkan sentimen pemilih.

Sentimen dari basis massa pemilih yang berasal dari lingkungan keluarga besar atau suku dan terutama agama. Adalah pola pendekatan politik personal yang ditempuh dengan mengkristalisasi modal politik primordial. Langkah politik yang kontra produktif terhadap demokratisasi.

Dampaknya, pemilih akan bakal terjebak pada primordialisme sempit dalam menentukan pilihan politik, ketimbang rasionalitas.

Implikasi yang lebih fatal dari pendekatan dengan modal politik semacam ini adalah, politik primordial dan kekerabatan semakin diperkokoh.

Politik primordial atau kekerabatan berpijak pada doktrin politik lawas: blood is thicker than water (darah lebih kental dari air), merupakan pendekatan politik yang kental nepotisme politik dan menafikan kapasitas dan integritas seorang kandidat.

Publik yang memiliki hubungan kekerabatan dan suku, dipengaruhi, ‘terpaksa’ atau ‘dipaksa’ memilih caleg yang kerap kali tidak diketahui secara utuh riwayat hidup dan rekam jejaknya. Hanya atas nama kekerabatan atau suku dan agama.

Politisi Otentik

Realitas menjamurnya politisi narsis penjaja tampang, kebanyakan juga adalah politisi kaget atau ‘karbitan’, tentu dapat mengancam kiprah dan peluang politisi sejati atau politisi otentik.

Politisi otentik adalah yang lahir bukan hanya dengan modal jual tampang. Mereka lahir paling tidak melalui; Pertama, pendidikan yang kemudian mengantarkan menjadi politisi terpelajar atau intelektual politisi.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com