Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petugas Keamanan Lontarkan Kalimat Seksis ke Jurnalis, KPK Minta Maaf

Kompas.com - 20/06/2023, 08:42 WIB
Syakirun Ni'am,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diduga melecehkan secara verbal sejumlah wartawan perempuan yang meliput pemeriksaan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Senin (19/6/2023).

Peristiwa itu terjadi ketika Syahrul keluar untuk meninggalkan Gedung ACLC atau Kantor KPK lama yang berada di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, sekitar pukul 13.00 WIB.

Puluhan awak media mulai dari media online, cetak, hingga televisi berupaya doorstop untuk  mewawancarai Syahrul.

Baca juga: Saat Dakwaan Rp 46,8 Miliar dari Jaksa KPK Langsung Dilawan Lukas Enembe...

Syahrul kemudian menyampaikan beberapa hal terkait permintaan keterangan oleh tim penyelidik KPK.

Setelah itu, Syahrul berjalan menuju mobilnya dibantu ajudan dan petugas Komisi Antirasuhan yang membukakan jalan sesak.

Sebagai catatan, kondisi berdesakan semacam ini biasa terjadi ketika awak meliput sosok atau tokoh yang dipanggil KPK.

Baca juga: KPK Usut 3 Klaster Korupsi di Kementan, Pemanggilan Syahrul Yasin Terkait yang Pertama

Desak-desakan pun terjadi hingga Syahrul akhirnya berhasil masuk ke mobil. Namun, seorang pria yang kemudian diketahui sebagai petugas keamanan di KPK melontarkan kalimat yang tidak pantas saat tengah berdesakan.

"Wah ini cewek semua enak e," ujar pria tersebut sembari berjalan meninggalkan mobil yang ditumpangi Syahrul.

Pernyataan petugas itu terdengar oleh awak media di lokasi. Bahkan, ucapan tersebut juga terekam video.

Sejumlah jurnallis pria yang mendengar ucapan itu bahkan sempat menoleh ke arah petugas tersebut.

Salah satu awak media yang mendengar, jurnalis perempuan Kompas.com merasa tidak terima. Usai Syahrul meninggalkan lokasi, petugas keamanan itu pun ditegur.

Baca juga: Dewas KPK Sebut Idris Sihite Ubah Keterangan soal Dugaan Kebocoran Penyelidikan di ESDM

“Maksudnya apa? Enggak boleh kayak gitu, Bang,” kata jurnalis tersebut dengan marah.

Namun dengan nada membentak petugas tersebut justru membantah melontarkan kalimat tak pantas itu.

"Bukan gua!" kelit petugas berbadan tegap yang memakai kemeja biru gelap lengan pendek itu.

Petugas tersebut kemudian mendapat perlawanan dari jurnalis yang mengerumuninya.

“Lu ngomong (kalimat tak pantas),” kata wartawan lainnya.

Namun, petugas itu justru kembali berkilah. Ia justru mengatakan "Hei kalau sudah di KPK sudah biasa."

Jurnalis Kompas.com itu pun berkali-kali menangis dan merasa begitu emosi. Wartawan yang lain pun menenangkan dan memberi dukungan karena sudah berani bersuara.

Baca juga: Syahrul Yasin Limpo Diperiksa KPK, Nasdem: Kita Hormati Proses Hukum

Cekcok sempat terjadi. Salah satu fotografer pun ikut marah dan meneriaki petugas tersebut. Keributan hampir terjadi namun dilerai.

Namun, petugas itu justru terkesan tidak menunjukkan rasa bersalah bahkan seperti menantang, alih-alih meminta maaf.

Selang beberapa jam kemudian, Juru Bicara Penindakan dan Kelembagaan KPK, Ali Fikri mengatakan, pihaknya meminta maaf kepada para wartawan.

Ali juga menyatakan, KPK akan menggelar pertemuan, mempertemukan para awak media dengan petugas tersebut.

Baca juga: Dewas KPK Sebut Komunikasi Johanis Tanak dengan Pihak Berperkara Cukup Bukti Lanjut ke Sidang Etik

“Pada prinsipnya kami meminta maaf kepada teman-teman, kalau kemudian ada kejadian di luar yang tidak dimungkinkan,” ujar Ali.

“Setelah ini kami akan melakukan pertemuan dengan teman-teman jurnalis, kemudian dengan petugas KPK itu sendiri,” tambahnya.

Dihubungi terpisah, jurnalis Kompas.com itu menyesalkan tindakan itu. Ia juga meminta agar KPK dapat menjatuhkan tindakan tegas kepada petugas tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com