MAKKAH, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengubah sistem pengiriman dan pemberian obat untuk mempermudah jemaah yang melaksanakan ibadah haji tahun ini.
Pada pelaksanaan ibadah haji tahun ini, Kemenkes memberlakukan Sistem Informasi serta Distribusi Obat dan Perbekalan Kesehatan (Perbekkes) untuk mempermudah jemaah mendapatkan obat yang dibutuhkan.
Mekanismenya adalah obat-obatan itu langsung dibagi-bagi per daerah kerja hingga kloter.
Hal itu dilakukan supaya jemaah haji tidak kebingungan mencari tenaga kesehatan dan meminta obat-obatan yang dibutuhkan.
"Untuk distribusi obat dan Perbekkes dari depo-depo yang ada di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) ke kloter-kloter tidak lagi dengan pengamprahan obat kloter ke KKHI," kata Kepala Pusat (Kapus) Kesehatan Haji Kemenkes, Liliek Marhaendro Susilo, dalam keterangan di Makkah, Arab Saudi, seperti dikutip dari siaran pers Kemenkes, Rabu (14/6/2023).
Baca juga: Kemenag Imbau Jemaah Haji Hindari Kepadatan Rute Bus Mahbas Jin karena Dipakai Semua Negara
Pada penyelenggaraan haji sebelumnya, kebutuhan obat dan Perbekkes di sektor dan kloter dilakukan dengan sistem amprah. Yakni semua obat-obatan dipusatkan di KKHI.
Dengan sistem amprah itu, tenaga kesehatan haji (TKH) mengambil obat dan Perbekkes di depo obat yang berada di KKHI.
Akan tetapi, sistem amprah dirasakan kurang efisien karena membuat para TKH berbondong-bondong ke KKHI untuk mengambil obat.
Akibatnya saat pengembilan obat dan Perbekkes, TKH akan meninggalkan jemaah haji dalam waktu yang lama.
Selain itu, sistem ini mendapatkan banyak keluhan dari TKH terkait transportasi pergi dan kembali dari depo obat di KKHI.
Baca juga: Alasan DPR Minta 80 Kursi Business Class Garuda: Pengawasan Ibadah Haji
"Sekarang dari KKHI yang berperan sebagai depo, obat dan Perbekkes dari masing-masing Daker kita dorong ke sektor dan kemudian dari sektor akan didorong ke kloter," ujar Liliek.
Akhirnya sistem amprah itu diubah pada tahun ini.
Distribusi obat-obatan bagi jemaah haji langsung dikirim ke sektor pemondokan sehingga TKH dapat mengambil obat yang dibutuhkan lebih dekat.
Dengan mendekatkan akses obat ke sektor diharapkan TKH tidak terlalu lama meninggalkan jemaah haji dan bisa lebih fokus untuk memberikan pelayanan kepada jemaah haji di kloter yang menjadi tanggung jawabnya.
Saat ini di Makkah terdapat 11 sektor pemondokan. Sementara di Madinah terdapat 5 sektor pemondokan haji Indonesia.
Baca juga: Garuda Indonesia Diingatkan Tak Beri Jatah Kursi Berangkat Haji untuk DPR, Formappi: Gratifikasi
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.