Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Joseph Osdar
Kolumnis

Mantan wartawan harian Kompas. Kolumnis 

Tatkala Bung Karno Dimakamkan

Kompas.com - 12/06/2023, 07:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tentang ribuan orang yang datang mendadak ke Blitar untuk menghadiri pemakaman ini, Pak Wardojo mengatakan, “Rakyat masih mencintai Bung Karno”.

Sementara Pak Sukojono berkata, “Cinta rakyat pada Bung Karno tidak pernah bisa hilang”.

Kedatangan jenazah, membuat orang-orang yang hadir berdesak-desakan ingin melihat jenazah dimakamkan. Putera-puteri serta istri-istri Bung Karno juga menjadi perhatian mereka.

Nampak Jenderal Maraden Panggabean hadir dalam acara pemakaman.

Ketika pemakaman berlangsung banyak orang (pelayat) berada di dalam wilayah pemakaman. Namun lebih banyak lagi yang ada di luar wilayah makam.

Setelah usai upacara pemakaman, orang masih terus berdatangan ke makam. Mereka ada yang membawa tanah makam atau bunga yang telah ditebarkan di pusara.

Usai pemakaman, banyak pelayat dari luar kota yang berhari-hari tinggal di Blitar.

Banyak tanaman dan pagar halaman rumah di kota itu rusak terinjak-injak para pelayat. Tapi para pemilik tanaman dan pagar halaman rumah yang rusak sempat berkata (tentu dengan rasa was-was), “Jangankan rumah, nyawa pun rela diberikan untuk Bung Karno”.

Saat itu slogan “pejang gesang nderek Bung Karno” (hidup mati ikut Bung Karno) masih menjadi hal yang “dilarang” rezim saat itu.

Para pejabat yang datang ke Blitar saat itu harus berhati-hati menjawab pertanyaan wartawan. Para wartawan perlu berhati-hati dalam menyusun kalimat pertanyaan.

Bagaimana kalau makam Bung Karno ini dikeramatkan banyak orang? Bagaimana prosedur dan perizinan untuk datang ke makam itu?

Saat itu pejabat dari Kediri mengatakan, kalau sampai terjadi pengkeramatan atas makam Bung Karno, tindakan-tindakan pencegahan dapat diatur oleh Kopkamtib mengenai cara-cara orang yang akan berziarah ke makam.

“Apakah seterusnya penghormatan kepada Bung Karno diizinkan? Jika tidak, kapan bisanya?” begitu kalimat yang ditulis oleh Bung SS dalam berita yang dimuat Kompas pada masa orde baru. Saat itu Blitar dalam karantina atau tahanan politik orba.

Blitar kini terkenal karena punya makam Bung Karno. Tahun 2019 lalu, Kepala Daerah Operasi VII PT Kereta Api Indonesia (KAI), Wisnu Pramudyo mendirikan patung besar Bung Karno sedang duduk di Stasiun Blitar.

Ini diikuti Stasiun KAI Semarang yang ketika itu (2019) dipimpin Mohammad Nurul Huda Dwi Santoso juga membangun patung besar Bung Karno.

Usaha memakamkan atau menguburkan nama Bung Karno sampai saat ini nampaknya semakin membesarkan nyala api semangat yang terus mengumandangkan nama itu.

Bung Karno adalah manusia, bukan malaikat atau dewa. Ia punya banyak kesalahan. Namun Juni sudah menjadi bulan Bung Karno.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com