JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani berencana bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam waktu dekat.
Penjajakan pertemuan keduanya pun tengah diatur, diawali dengan pertemuan oleh dua sekretaris jenderal (sekjen) partai, yakni Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto dengan Sekjen Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya, Minggu (11/6/2023).
Baca juga: Sekjen PDI-P dan Demokrat Bahas Rencana Pertemuan Puan-AHY
Diketahui, baik PDI-P maupun Demokrat, saat ini telah memiliki kandidat masing-masing untuk diusung sebagai bakal calon presiden di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjadi sosok yang dipilih PDI-P, sementara Demokrat bersama koalisinya berencana mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Satu hal yang sama, masing-masing kandidat bacapres ini belum memiliki bakal calon wakil presiden (bacawapres), yang membuat bursa masih terbuka lebar.
“Walaupun kami sangat antusias membicarakan rencana pertemuan Mbak Puan dan Mas AHY, namun kami tetap menjaga etika politik dan saling menghormati posisi saat ini,” tutur Riefky dalam keterangan yang diterima Kompas.com.
Sebagai catatan, hubungan PDI-P dengan Demokrat memang mengalami pasang surut. Terutama, ketika Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri memutuskan untuk bersaing dengan mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dalam kontestasi Pilpres 2004 dan 2009 lalu.
Baca juga: Segera Bertemu AHY, Puan Akan Jajaki Koalisi dengan Partai Demokrat
Sejak saat itu, keduanya tidak pernah berada dalam satu koalisi yang sama, baik itu ketika pemerintah dipimpin SBY selama dua periode, maupun pada saat ini ketika Presiden Joko Widodo, yang notabene merupakan kader PDI-P, memimpin untuk dua periode.
Hampir setahun yang lalu, ketika partai politik mulai menjajaki kerja sama politik dengan partai lain untuk menghadapi Pemilu 2024, Hasto sempat menyampaikan bahwa partainya sulit bekerja sama dengan Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
"Kalau saya pribadi sebagai Sekjen memang tidak mudah untuk bekerja sama dengan Partai Demokrat karena dalam berbagai dinamika politik menunjukkan hal itu," kata Hasto di Sekolah Partai PDI-P, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, pada 23 Juni 20222.
Ia berdalih, PDI-P melihat sikap bathin para pendukung ketika menjajaki koalisi dengan partai lain. Pada saat yang sama, Hasto juga menyinggung soal penyamaran serta rekam sejarah hubungan antar partai.
"(Pemilih PDI-P adalah wong cilik) tidak suka berbagai bentuk kamuflase politik. Rakyat apa adanya," ujarnya.
"Rakyat yang bicara dengan bahasa rakyat, sehingga aspek historis itu tetap dilakukan," sambung dia.
Baca juga: Puan Maharani Ungkap Segera Bertemu AHY
Pernyataan Hasto pun sempat mendapat respons keras dari para elite Partai Demokrat. Salah satunya, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Demokrat, Andi Arief.
Menurutnya, tak sepatutnya partai berlambang kepala banteng itu membeda-bedakan sikap dengan parpol lain dalam penjajakan koalisi. Diketahui, pada saat itu, baik Demokrat maupun PDI-P sama-sama belum membangun koalisi dengan partai manapun, meski penjajakan terus dilakukan.
“PDI-P tak mau berkoalisi dengan Demokrat dan PKS tentu bertabrakan dengan apa yang kita bayangkan,” ungkap Andi dalam keterangannya.