Tanpa kehadiran salah satu partai itu, KPP tidak mencapai minimum 20 persen untuk pencalonan presiden.
"Belum tentu upaya menggagalkan Anies Baswedan sebagai capres 2024 berhasil. Hasil tekanan politik dan hukum justru dapat memberikan militansi tambahan bagi koalisi perubahan. Semakin ditekan justru semakin hidup," ujar Ade.
Baca juga: Soal Desakan Demokrat, Tim Anies Bicara Tekanan yang Dihadapi Koalisi
Mengacu pada survei yang dilaksanakan LSI Denny JA, jika Anies gagal mendapatkan tiket capres, Prabowo menang telak dari Ganjar pada Pilpres 2024.
Prabowo mendapat elektabilitas sebesar 50,4 persen. Sementara itu, Ganjar mendapat elektabilitas sebesar 43,2 persen.
Artinya, ada kemungkinan Prabowo menang atas Ganjar dengan selisih 7,2 persen.
Kemudian, jika posisi dukungan capres tertutup pada tiga nama, Prabowo unggul tipis dengan 33.9 persen dan Ganjar di angka 31,9 persen. Lalu, Anies mendapatkan 20,8 persen.
Dengan demikian, menurut Ade, Prabowo kemungkinan menang dengan selisih 2 persen di atas Ganjar.
"Kemenangan Prabowo atas Ganjar lebih telak ketika head to head. Selisih kemenangan Prabowo atas Ganjar naik, dari selisih 2 persen menjadi selisih 7,2 persen," kata dia.
Baca juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas Prabowo Unggul di 5 Teritori, Ganjar 1 Teritori
Survei ini dilakukan secara tatap muka (face to face interview) dan menggunakan kuesioner kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia.
Adapun margin of error survei ini sebesar 2,9 persen. Survei dilakukan pada tanggal 3-14 Mei 2023.
Selain survei dengan metode kuantitatif, LSI Denny JA memperkaya informasi dan analisis dengan metode kualitatif, seperti analisis media, in-depth interview, expert judgement, dan focus group discussion.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.