Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Anwar Saragih
Peneliti

Kandidat Doktor Ilmu Politik yang suka membaca dan menulis

Megawati, Petugas Partai, dan Penguatan "Party-ID"

Kompas.com - 28/04/2023, 05:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TERMINOLOGI petugas partai kembali muncul dalam perdebatan di media sosial setelah nama Ganjar Pranowo diumumkan oleh PDI Perjuangan sebagai bakal calon presiden 2024 pada 21 April 2023 yang lalu.

Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri yang membacakan pengumuman pencapresan Ganjar dengan penggalan kalimat: “menetapkan saudara Ganjar Pranowo yang sekarang adalah Gubernur Jawa Tengah sebagai kader dan petugas partai untuk ditingkatkan penugasannya sebagai Calon Presiden Republik Indonesia dari PDI Perjuangan”.

Pun pada pelbagai kesempatan istilah petugas partai kerap diucapkan Megawati dalam forum-forum terbuka untuk menjelaskan soal identitas orang-orang yang berada di partainya.

Baik yang ditugaskan sebagai pengurus partai, anggota legislatif, kepala daerah hingga presiden.

Bahwa setiap kader PDI Perjuangan termasuk Ketua Umum Megawati adalah petugas partai yang bergerak dan bertindak menjalankan ideologi untuk kesejahteraan rakyat.

Sejatinya petugas partai adalah identitas seorang kader partai untuk menjelaskan core perjuangan politiknya.

Pada negara yang maju secara demokrasi khususnya di Amerika Serikat (AS), secara eksplisit konsep identitas kader partai menegaskan garis demarkasi yang membedakan pilihan politik satu orang dengan orang lainnya.

Misalnya individu masyarakat AS tidak pernah ragu menegaskan dirinya seorang Demokrat atau Republikan.

Seorang Demokrat merujuk pada pilihan ideologi liberal yang diakomodir oleh Partai Demokrat, sementara seorang Republikan menjelaskan seorang konservatif yang perjuangannya di Partai Republik.

Sehingga pada saat pemilu, para kandidat yang maju di Pemilu AS memberikan proposal kampanye berdasarkan visi, misi, dan program partainya.

Adapun garis besar perjuangan Partai Republik adalah konservatisme yang menekankan pentingnya perlindungan negara terhadap warga masyarakat.

Sementara Partai Demokrat dengan ideologi liberalnya menginginkan kompetisi yang bebas di masyarakat tanpa melihat status kewarganegaraan bisa bertarung secara terbuka dan adil.

Artinya setiap kandidat yang maju dalam Pemilu AS merepresentasikan fungsi-fungsi petugas partai yang diharapkan mampu memberikan kontribusi terbaiknya kepada masyarakat pemilih dan partai asalnya.

Di Indonesia, identitas kepartaian (party identification/party-ID) masih sangat lemah. Individu masyarakat seakan ragu menjelaskan dirinya bagian dari aliran partai politik tertentu seperti yang terjadi di negara AS.

Pengalaman 32 tahun pemerintahan Orde Baru menjadi salah satu trigger utamanya. Selama Presiden Soeharto berkuasa, rakyat takut menjelaskan dirinya bagian dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) untuk menegaskan dirinya memperjuangkan nilai Marhaenisme atau Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang memperjuangkan nilai Islam dalam bernegara.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

Nasional
ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

Nasional
Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Nasional
Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com