Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Kritik Yusril soal Ideologi Partai Politik, Antara Ada dan Tiada

Kompas.com - 10/03/2023, 17:18 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

Meski demikian, anggota Komisi II DPR ini menegaskan bahwa asas PKS dalam berpolitik adalah agama Islam. Namun, PKS tak bisa sendirian dan hanya berpegang pada asas tersebut.

Menurut Mardani, butuh kolaborasi semua pihak, termasuk partai politik lain untuk memberikan kebaikan bagi bangsa dan negara.

"PKS jelas menyatakan asas partai adalah Islam, tetapi kita bangun kolaborasi dengan semua unsur," kata Mardani.

Baca juga: Yusril: Parpol-parpol Bisa Ajukan Verzet jika Putusan PN Jakpus Tunda Pemilu Dieksekusi

Tidak nampak

Pakar psikologi politik Universitas Indonesia Hamdi Muluk menilai pernyataan Yusril memang menggambarkan kenyataan partai politik Indonesia saat ini.

Menurut Hamdi saat ini hanya sedikit partai politik di Indonesia yang memperlihatkan dengan jelas garis ideologi mereka dalam prinsip kebijakan dan gerakan partai.

"Yang dibilang Yusril itu benar. Karena memang partai politik yang ada hari ini hanya sedikit yang memperlihatkan ideologinya," kata Hamdi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/3/2023).

"Persoalannya adalah sistem demokrasi kita itu multipartai yang ekstrem dan akhirnya tidak jelas apa ideologi yang dibawa. Akhirnya masyarakat juga bingung karena pilihan politik yang terlampau banyak," ucap Hamdi.

Baca juga: Yusril: Putusan PN Jakpus Tunda Pemilu Baru Berlaku jika Disetujui Pengadilan Tinggi

Menurut Hamdi, PDI-P bisa digolongkan sebagai partai ideologis karena membawa nilai-nilai dan prinsip yang diusung Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan Soekarno.

Sedangkan PBB, kata Hamdi, adalah perwujudan kelompok Islam yang mengusung ideologi Masyumi di masa lalu (Neo-Masyumi).

"Jangan lupakan PKS. Mereka kan juga mempunyai kaitan ideologi dengan Ikhwanul Muslimin. Lalu Golkar yang partai tengah pro ekonomi, pro pasar bebas lah," ujar Hamdi.

Hamdi mengatakan, dari hasil penelitian Laboratorium Psikologi Politik UI terungkap hanya terdapat 4 macam ideologi yang hidup di tengah masyarakat Indonesia.

Pertama, kata Hamdi, adalah nasionalisme-sosialisme seperti yang diusung oleh PDI-P. Kedua adalah kelompok nasional-demokrat dan pro ekonomi seperti Golkar.

Baca juga: Ketika Parpol Terusik Sindiran Yusril soal Partai Ideologis dan Pragmatis...

Hamdi melanjutkan, ideologi lain yang hidup di masyarakat adalah kelompok agama atau Islam pro syariah seperti ditunjukkan oleh PKS, PBB, dan PPP.

Terakhir adalah pengusung ideologi Islam nasional moderat seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Menurut Hamdi, partai politik seharusnya tetap menampilkan ciri ideologi mereka untuk memikat pemilih.

Hamdi menyampaikan, dalam sistem demokrasi, partai politik menjadi himpunan orang-orang yang memiliki ideologi yang sama dan berupaya memenangkan gagasan yang mereka usung dan ditawarkan kepada masyarakat sebagai calon pemilih.

Baca juga: Yusril: Sistem Pemilu Proporsional Terbuka Lemahkan Parpol secara Struktural

"Jadi kalau mau jujur, sebenarnya di Indonesia ini cukup dikerucutkan menjadi 4 atau 5 partai saja. Jika hal itu terjadi maka nanti dengan sendirinya ideologi partai itu akan terlihat. Masyarakat juga akan mudah menentukan pilihan sesuai dengan pemikiran politik mereka," ucap Hamdi.

"Tidak seperti sekarang dengan dengan multipartai ekstrem karena alasan mengakomodasi kehendak mendirikan partai atas nama demokrasi. Akhirnya dampaknya kan ideologinya enggak terlihat jelas. Sistem pemilunya juga sangat rumit, mahal, butuh tenaga banyak," lanjut Hamdi.

(Penulis : Nicholas Ryan Aditya, Vitorio Mantalean | Editor : Diamanty Meiliana, Icha Rastika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Nasional
Jalan Berliku Anies Maju di Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Jalan Berliku Anies Maju di Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Nasional
Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Nasional
Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Nasional
Bobby Resmi Masuk Gerindra, Jokowi Segera Merapat ke Golkar?

Bobby Resmi Masuk Gerindra, Jokowi Segera Merapat ke Golkar?

Nasional
[POPULER NASIONAL] Korps Marinir Tak Jujur demi Jaga Marwah Keluarga Lettu Eko | Nadiem Sebut Kenaikan UKT untuk Mahasiswa Baru

[POPULER NASIONAL] Korps Marinir Tak Jujur demi Jaga Marwah Keluarga Lettu Eko | Nadiem Sebut Kenaikan UKT untuk Mahasiswa Baru

Nasional
Poin-poin Klarifikasi Mendikbud Nadiem di DPR soal Kenaikan UKT

Poin-poin Klarifikasi Mendikbud Nadiem di DPR soal Kenaikan UKT

Nasional
Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Menkes: Pasti Akan Masuk ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Menkes: Pasti Akan Masuk ke Indonesia

Nasional
Sidang Perdana Kasus Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Digelar Tertutup Hari Ini

Sidang Perdana Kasus Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Digelar Tertutup Hari Ini

Nasional
Saat PKB dan PKS Hanya Jadikan Anies 'Ban Serep' pada Pilkada Jakarta...

Saat PKB dan PKS Hanya Jadikan Anies "Ban Serep" pada Pilkada Jakarta...

Nasional
Tanggal 25 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 25 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Dukung Pengelolaan Sumber Daya Alam, PHE Aktif dalam World Water Forum 2024

Dukung Pengelolaan Sumber Daya Alam, PHE Aktif dalam World Water Forum 2024

Nasional
Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Nasional
Jemaah Haji Dapat 'Smart' Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Jemaah Haji Dapat "Smart" Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Nasional
Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com