Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Kritik Yusril soal Ideologi Partai Politik, Antara Ada dan Tiada

Kompas.com - 10/03/2023, 17:18 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

Jika hanya ideologi tanpa pragmatis, Awiek menilai apa yang ingin dijangkau partai politik tidak akan tercapai. Misalnya, dalam konteks pemilihan umum (Pemilu).

"Dalam konteks rekrutmen politik, itu pragmatis semua. Enggak ada yang hanya murni jualan ideologi, terus masyarakat langsung memilih," jelas Awiek.

"Saya ambil contoh misalkan, hampir dicek di semua partai politik manapun, ketika mengumpulkan massa apakah ada iming-iming, apakah tidak ada iming-iming, cukup jualan ideologi terus mereka massa itu datang? Enggak mungkin," sambung dia.

Baidowi bahkan menilai masyarakat saat ini lebih terpikat dengan iming-iming janji politik ketimbang ideologi yang diusung.

Baca juga: Dukung Pernyataan Yusril soal Sistem Pemilu, PDI-P: Kami Tempuh Jalan Ideologi, yang Lain Liberalisme

"Pasti, kebanyakan itu misalkan yang ramai digandrungi hari ini misalkan, ketum partai datang membawa sembako, datang membawa bantuan dan seterusnya. Semua perpaduan lah antara ideologis dan pragmatis," pungkas Awiek.

Partai Golkar juga bereaksi menanggapi pernyataan Yusril. Ketua DPP Partai Golkar Dave Laksono menilai, partainya selalu menekankan ideologi kepada seluruh kadernya dalam prinsip berpartai.

Dave menjelaskan, partainya bahkan memiliki Golkar Institute yang digunakan mendidik para kader partai.

Dari pendidikan itu, para kader akan belajar dan dipupuk soal ideologi Partai Golkar, sebelum mereka akhirnya terjun ke masyarakat lewat pemilihan baik kepala daerah maupun skala nasional.

Baca juga: Tanggapi Yusril, PKS: Baiknya Tidak Berlomba dalam Ideologi

"(Golkar) selalu mendidik tentang paham dan ideologi partai agar (kader) selalu segaris dengan kebijakan partai," jelasnya.

Terkait pemilihan kader yang maju dalam pemilihan legislatif (pileg) hingga pemilihan kepala daerah (pilkada), Golkar juga menyoroti 4 hal yang wajib dimiliki kader.

Dave mengatakan, empat hal tersebut adalah PDLT (Prestasi, Dedikasi, Loyalitas, Tidak Tercela).

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) justru menilai ideologi partai bukan menjadi hal yang utama untuk diadu dalam konstestasi politik.

"Baik bagi kita untuk tidak berlomba dalam nilai atau ideologi," kata Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera saat dihubungi Kompas.com, Kamis (9/3/2023).

Mardani meminta partai politik agar berlomba dalam memberikan pelayanan dan kebaikan kepada publik yang nanti akan memilihnya.

Baca juga: Yusril: Kecil Kemungkinan Pengadilan Tinggi Setujui Putusan PN Jakpus soal Tunda Pemilu

"Kita fokus bangun sistem dan melayani," ucap Mardani.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com