JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Golkar Dave Laksono menilai, Golkar selalu menekankan ideologi kepada seluruh kadernya dalam prinsip berpartai.
Ia pun tak sepaham dengan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra yang menyebutkan hanya ada dua partai politik yang berideologi, yakni PBB dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
"Mungkin ada banyak hal mengenai Golkar yang Prof Yusril tidak pahami sehingga cepat mengambil kesimpulan seperti tersebut," kata Dave saat dihubungi Kompas.com, Kamis (9/3/2023).
Dave menjelaskan, partainya bahkan memiliki Golkar Institute yang digunakan mendidik para kader partai.
Baca juga: Yusril: Partai Ideologis Hanya PDI-P dan PBB, Sisanya Pragmatis
Dari pendidikan itu, para kader akan belajar dan dipupuk soal ideologi Partai Golkar, sebelum mereka akhirnya terjun ke masyarakat lewat pemilihan baik kepala daerah maupun skala nasional.
"(Golkar) selalu mendidik tentang paham dan ideologi partai agar (kader) selalu segaris dengan kebijakan partai," jelasnya.
Terkait pemilihan kader yang maju dalam pemilihan legislatif (pileg) hingga pemilihan kepala daerah (pilkada), Golkar juga menyoroti 4 hal yang wajib dimiliki kader.
Kata Dave, empat hal tersebut adalah PDLT (Prestasi, Dedikasi, Loyalitas, Tidak Tercela).
Baca juga: Golkar Dinilai Harus Mengalah Tak Ajukan Airlangga Jadi Capres jika Ingin KIB Tetap Solid
Lebih jauh, anggota Komisi I DPR ini menegaskan sikap partainya mendukung sistem pemilu proporsional terbuka bukan karena khawatir tak dapat memiliki caleg yang mampu bertarung.
"Golkar itu adalah gudangnya kader-kader terbaik di Indonesia. Jangan sampai lupa, Wiranto, Prabowo dan Surya Paloh adalah kader Golkar pada masanya," tegas Dave.
Ia menyatakan, Golkar mendukung proporsional terbuka karena dianggap sebagai sistem demokrasi yang terbaik saat ini.
Dalam arti, jelas Dave, sistem itu memberikan kesempatan yang sama kepada para calon dan memberikan hak kepada pemilih untuk menentukan wakilnya.
Diberitakan sebelumnya, Yusril Ihza Mahendra mengeklaim bahwa partai politik yang berdasarkan ideologi di Indonesia tersisa dua, yakni PDI Perjuangan dan PBB.
Baca juga: Survei Litbang Kompas: Publik Lebih Nyaman dengan Sistem Proporsional Terbuka
Hal itu ia ungkapkan setelah memberi keterangan sebagai pihak terkait dalam sidang lanjutan uji materi sistem pemilu proporsional terbuka yang berlangsung di Mahkamah Konstitusi (MK), Rabu (8/3/2023).
Mulanya, ia menuturkan alasannya mendukung sistem pemilu proporsional tertutup, yakni karena pemilu harus diikuti oleh partai politik sebagai katalisator dari pemikiran pemilih yang majemuk.
Orang-orang yang berpikiran sama, diasumsikan membentuk partai politik tertentu berdasarkan pikiran itu.
"Sementara partai ideologis ini kan cuma tinggal dua, PDI-P sama PBB. Yang lain-lain kan partai pragmatis semua, bukan partai ideologis. Tidak ada akar ideologisnya," ujar Yusril kepada wartawan, Rabu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.