Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 Melonjak di China, Perlukah Memperketat Syarat Masuk Indonesia?

Kompas.com - 29/12/2022, 17:27 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mendorong pemerintah memperketat syarat masuk Indonesia, khususnya terhadap warga asal China.

Ini merespons tingginya lonjakan kasus Covid-19 di Negeri Tirai Bambu itu beberapa waktu terakhir.

"Indonesia sudah waktunya untuk memperkuat skrining atau pengetatan kriteria masuk dari China khususnya, dan juga tentu dari negara yang berpotensi mengalami lonjakan subvarian Covid-19," kata Dicky kepada Kompas.com, Kamis (29/12/2022).

Baca juga: Menkes Sebut Covid-19 Subvarian BF.7 Hadir di RI, Sudah Ada 15 Kasus

Dicky mengatakan, pengetatan bisa dilakukan dengan kembali memberlakukan sejumlah syarat, misalnya mewajibkan pelaku perjalanan divaksin Covid-19 booster dengan durasi maksimal 6 bulan terhitung sejak waktu perjalanan.

Kemudian, kembali mewajibkan pelaku perjalanan menunjukkan hasil negatif tes PCR. Jika pelaku perjalanan menunjukkan gejala Covid-19, dianjurkan bagi mereka melalukan tes ulang setibanya di Indonesia.

Pemerintah juga disarankan kembali menerapkan karantina bagi mereka yang baru tiba di Tanah Air. Menurut Dicky, durasi karantina tak perlu berlama-lama seperti dahulu satu sampai dua minggu, tapi cukup tiga hari saja.

Baca juga: Menkes Soal Tak Ada Anggaran Covid-19 Tahun 2023: Belum Confirm, Mau Dirapatkan

"Tidak mesti tes lagi juga kecuali ada gejala. Tapi setidaknya dalam tiga hari dia menetap di hotel (tempat karantina) yang dituju itu atau tempat yang dituju itu dia tidak menunjukkan gejala," ujarnya.

Meski demikian, kata Dicky, pemerintah tak perlu sampai melarang kedatangan warga dari China atau negara-negara lainnya.

Namun, jika tak ada urusan genting, warga Indonesia diimbau untuk menunda rencana bepergian ke China dalam beberapa waktu ke depan.

"Setidaknya sampai Februari pertengahan atau akhir. Kita lihat situasi gelombang yang diprediksi apakah memang akan berlangsung selama 3 bulan dan sekarang kan kurang lebih sudah lebih dari sebulan," kata dia.

Dicky menambahkan, tingginya penularan Covid-19 di China seharusnya menjadi peringatan dini bagi pemerintah RI.

Apalagi, subvarian virus baru BF.7 yang kini merebak diduga mampu menembus antibodi tubuh, baik yang dihasilkan vaksin maupun imunitas alami akibat terpapar virus corona.

"Khusus untuk (kasus Covid-19) China ini memang mau tidak mau kita harus khwatir karena potensi perburukannya cukup besar," tutur dia.

Sebelumnya diberitakan, pemerintah Provinsi Zhejiang, China melaporkan 1 juta kasus infeksi Covid-19 harian terbaru pada Minggu (25/12/2022). Jumlah ini diperkirakan akan berlipat ganda pada hari-hari mendatang.

Baca juga: 2 Kasus Covid-19 Varian Omicron BF.7 Ditemukan di Jakarta, Kedua Pasien Sudah Sembuh

Lonjakan infeksi Covid-19 itu menyebabkan kenaikan angka pasien virus corona di banyak rumah sakit di China.

Pemerintah China pun telah mengambil sejumlah langkah merespons situasi tersebut, salah satunya dengan membatasi penerbangan ke sejumlah negara, termasuk Indonesia.

"Pemerintah China sendiri yang membatasi (penerbangan), kami ikut kebijakan mereka, kalau dulu mereka membatasi satu maskapai ke satu kota sekarang mereka hanya membatasi 15 frekuensi," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Maria Kristi Endah Murni, Selasa (27/12/2022).

"Jadi China yang membatasi sendiri untuk tidak terlalu banyak diakses oleh negara lain," sambungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com