Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Lonjakan Covid-19 seperti di China, Epidemiolog Imbau Lansia Segera Booster

Kompas.com - 28/12/2022, 13:29 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli Epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman meminta para lansia segera mengakses vaksinasi Covid-19 dosis ketiga (booster).

Dicky menilai, golongan tersebut menjadi golongan yang paling rawan ketika terinfeksi Covid-19. Tingkat kesakitan, keparahan, dan kematiannya jauh lebih tinggi dibanding masyarakat yang sudah mendapat vaksinasi.

"Kita harus sangat mewaspadai karena beredarnya subvarian seperti BN.1, XBB, BQ.1 yang bersirkulasi di Indonesia. Ini akan sangat rawan, bagi lansia atau anak yang belum divaksinasi," kata Dicky kepada Kompas.com, Rabu (28/12/2022).

Baca juga: UPDATE 27 Desember: Capaian Vaksinasi Covid-19 Dosis Kedua 74,46 Persen, Ketiga 29,15 Persen

Dicky menyatakan, jumlah lansia yang mendapatkan vaksin booster di Indonesia masih sedikit jumlahnya.

Berdasarkan data vaksinasi tanggal 27 Desember 2022 pukul 19.00 WIB, vaksinasi dosis tiga baru diterima oleh 7.175.118 lansia, baru 33,29 persen dari target yang ditetapkan sebesar 21.553.118 orang.

Vaksin booster dosis kedua lebih rendah lagi, yakni baru diterima oleh 347.165 orang atau 1,61 persen.

Secara keseluruhan, masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis ketiga atau penguat (booster) hanya 68.401.356 atau 29,15 persen.

"Cakupan booster ini masih jadi PR sehingga keberadaan bersirkulasinya subvarian Covid-19 akan sangat mengancam kelompok tadi, karena mereka (virus Covid-19) bisa membuat orang-orang yang rawan masuk RS dan bahkan bisa mengalami kematian," jelas Dicky.

Baca juga: Seorang Lansia Tewas Ditabrak Moge saat Hendak Menyeberang di Menteng

Dicky menuturkan, rendahnya vaksinasi booster di Indonesia mampu memicu gelombang baru Covid-19, saat beberapa negara kembali mengalami puncak kasus Covid-19.

Rendahnya akselerasi vaksinasi booster untuk lansia ini bahkan menjadi salah satu faktor yang membuat China mengalami puncak kasus. Di negara itu, kasus Covid-19 tembus 250 juta kasus sepanjang Desember 2022.

Tercatat, sebanyak 130 juta lansia di China belum mendapat vaksinasi dosis lengkap. Sebanyak 40 juta penduduk lansia bahkan belum pernah mendapatkan vaksin Covid-19.

"Nah ini yang membuat kenapa lonjakan begitu besar, membebani faskes karena dalam waktu yang bersamaan, dan menimbulkan banyak kematian. Dan banyak lansia yang (mengalami) kematian di China," ucap Dicky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com