JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, koalisi partai politik yang mendeklarasikan pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) lebih awal lebih berpotensi untuk menang.
Sebabnya, koalisi dan paslon tersebut punya lebih banyak waktu untuk menggerakan mesin-mesin politik sebelum hari H pemilihan.
"Potensi kemenangan bisa diperoleh pasangan capres-cawapres yang deklarasi lebih cepat, untuk mengokohkan basis pemilih loyal, memitigasi serangan, dan memengaruhi swing voters secara lebih cepat dan efektif," kata Umam kepada Kompas.com, Jumat (23/12/2022).
Menurut Umam, koalisi yang berencana mendeklarasikan paslon pada detik-detik terakhir pendaftaran peserta pilpres justru kurang berpikir strategis.
Apalagi, jika cawapres diumumkan menjelang injury time, ruang untuk mengoptimalkan elektoral paslon menjadi sangat terbatas.
Selain itu, pengumuman cawapres yang terlalu dekat dengan masa akhir pendaftaran juga dinilai akan merepotkan capres dan koalisi dalam melawan respons negatif publik dan serangan intens dari lawan politik yang mungkin muncul.
"Dengan kata lain, deklarasi capres-cawapres lebih awal akan menghadirkan ruang dan waktu yang lebih terbuka bagi koalisi untuk mengokohkan sentimen positif dan memitigasi serangan mematikan dari lawan politik," ujar Umam.
Sejauh ini, peta politik tanah air sedikitnya membagi poros partai-partai politik menjadi tiga koalisi. Pertama, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bentukan Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang dideklarasikan pada awal Juni.
Baca juga: Survei Charta Politika: PDI-P Juara Disusul Gerindra dan Golkar, Nasdem Merosot
Lalu, koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang diumumkan Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada Agustus 2022. Kemudian, rencana Koalisi Perubahan yang hendak dibangun Nasdem, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Dari tiga koalisi itu, belum ada satu pun yang mendeklarasikan nama capres dan cawapres mereka.
Malahan, PDI Perjuangan hingga kini belum menentukan arah koalisi maupun angkat suara perihal pencapresan.
Umam mengingatkan, hari H Pemilu 14 Februari 2024 kian dekat. Masa kampanye, baik Pemilu Presiden maupun Pemilu Legislatif juga sangat pendek, terbatas 75 hari.
"Maka kecepatan deklarasi capres-cawapres yang diusung masing-masing koalisi akan menjadi faktor penting dalam menentukan kemenangan koalisi parpol pengusung capres-cawapres," kata dia.
Umam mengatakan, penetapan nama capres-cawapres koalisi penting untuk memberikan kepastian di internal koalisi masing-masing.
Dengan demikian, ruang negosiasi yang selama ini dibiarkan mengambang dan spekulasi publik yang berkembang bisa segera terselesaikan.