Titi menambahkan, para pejabat terutama pimpinan lembaga tinggi negara, termasuk Ketua MPR, mestinya tidak melemparkan isu-isu inkonstitusional. Justru mereka harusnya fokus menjaga agar Pemilu 2024 berjalan sesuai jadwal dan agenda ketatanegraaan yang sudah disepakati.
"Sudah semestinya para elite politik apalagi pejabat tinggi negara tidak mengeluarkan pernyataan yang kontroversial dan bisa memicu spekulasi ataupun kegaduhan di tengah-tengah publik," kata dia.
Baca juga: Bamsoet Minta Penyelenggaraan Pemilu 2024 Dipikir Lagi, PPP: Harus Ditanyakan pada Rakyat
Adapun wacana penundaan Pemilu 2024 telah bergulir berulang kali. Presiden Joko Widodo sedianya sudah angkat bicara terkait isu ini.
Dia beberapa kali menegaskan bahwa pemilu akan tetap digelar sesuai jadwal pada 14 Februari 2024. Kepala negara juga meminta agar para elite politik tak lagi bicara soal penundaan pemilu.
Tahapan pemilu pun sudah dimulai sejak 14 Jini 2022. Partai-partai politik juga sudah mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Baca juga: Perppu Pemilu Tak Jelas Rimbanya, KPU Teriak
Namun, baru-baru ini Ketua MPR Bambang Soesatyo menggulirkan isu penundaan pemilu kembali. Menurutnya, penyelenggaraan pemilu perlu ditilik ulang lantaran ada sejumlah hal yang perlu diwaspadai oleh negara.
"Tentu kita juga mesti menghitung kembali, karena kita tahu bahwa penyelenggaraan pemilu selalu berpotensi memanaskan suhu politik nasional, baik menjelang, selama, hingga pasca penyelenggaraan pemilu," kata pria yang akrab disapa Bamsoet itu dalam tayangan YouTube Poltracking Indonesia, Kamis (8/12/2022).
Bamsoet juga mengatakan, gelaran pemilu perlu dipikirkan ulang karena Indonesia kini masih dalam tahap pemulihan dari pandemi Covid-19. Ia pun khawatir akan adanya ancaman terhadap bangsa dari situasi global ke depan.
"Nah ini juga harus dihitung betul, apakah momentumnya (Pemilu 2024) tepat dalam era kita tengah berupaya melakukan recovery bersama terhadap situasi ini. Dan antisipasi, adaptasi terhadap ancaman global seperti ekonomi, bencana alam, dan seterusnya," ujar politsi Partai Golkar itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.