JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani menilai, wacana untuk melakukan penundaan Pemilu 2024 harus melibatkan masyarakat.
Menurut Wakil Ketua MPR itu, keputusan tersebut tak boleh hanya diputuskan oleh elite politik.
“PPP berpendapat, soal ini harus ditanyakan kepada rakyat meski mekanismenya bukan dengan referendum,” ujar Arsul pada Kompas.com, Jumat (9/12/2022).
Baca juga: Bamsoet Minta Pemilu 2024 Dipikirkan Ulang, Arsul Sani: Tak Mewakili MPR
Untuk merealisasikan wacana tersebut, Arsul mengatakan, MPR harus melakukan amandemen UUD 45.
Ia khawatir, tanpa partisipasi publik yang mumpuni, upaya itu bakal memicu perlawanan dari masyarakat.
“Ini memang memerlukan kesepakatan lebih dahulu secara mekanisme. Jika hanya kekuatan politik saja yang memutuskan, PPP khawatir kemungkinan terjadinya penentangan masif, yang mengganggu kondusivitas negara kita,” papar dia.
Di sisi lain, Arsul tak ingin pendapat Ketua MPR Bambang Soesatyo atau Bamsoet terkait usulan penundaan pemilu dianggap sebagai pernyataan yang mewakili MPR.
Ia menegaskan, tak semua anggota MPR menyetujui usulan untuk menilik penyelenggaraan Pemilu 2024 seperti yang dilontarkan oleh Bamsoet.
“Jadi hal ini jangan dipahami bahwa MPR secara keseluruhan sudah sepakat dengan sudut pandang tersebut, dan kerenanya sudah punya agenda amendemen,” imbuhnya.
Baca juga: Bamsoet Pertimbangkan Evaluasi Pilkada Buntut Banyaknya Kepala Daerah Ditangkap karena Korupsi
Diketahui, Bamsoet meminta agar penyelenggaraan Pemilu 2024 harus dipikirkan ulang.
Menurutnya, ada berbagai persoalan bangsa yang harus dipikirkan dan diselesaikan lebih dulu, seperti pemulihan ekonomi setelah pandemi Covid-19.
Politikus Golkar itu pun mengungkapkan bahwa suhu politik bakal memanas karena penyelenggaraan pemilu.
"Tentu kita juga mesti menghitung kembali, karena kita tahu bahwa penyelenggaraan pemilu selalu berpotensi memanaskan suhu politik nasional, baik menjelang, selama, hingga pasca-penyelenggaraan pemilu," ucap Bamsoet dalam tayangan YouTube Poltracking Indonesia, Kamis (8/12/2022).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.