Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aznil Tan
Direktur Eksekutif Migrant Watch

Direktur Eksekutif Migrant Watch

Pekerja Migran Indonesia Solusi Resesi

Kompas.com - 07/12/2022, 09:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Negara-negara kaya berpenduduk sedikit sangat mudah goncang, karena produktifitas masyarakatnya tidak beragam dan hanya mengandalkan satu sektor.

Seperti Jepang, Australia, Inggris, Korea Selatan dan berbagai negara lainnya sangat berpotensi mengalami resesi global akibat krisis populasi.

Indonesia adalah negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di dunia. Berdasarkan rilis Kementerian Dalam Negeri, data terbaru jumlah penduduk Indonesia tercatat tahun 2022 sebanyak 275.361.267 jiwa.

Piramida penduduk Indonesia saat ini didominasi penduduk kategori produktif (usia 15-64 tahun) sebanyak 190.827.224 jiwa atau 69,30 persen.

Untuk penduduk kategori usia muda (0-14 tahun) mengisi sebanyak 67.155.629 jiwa atau 24,39 persen. Sisanya kategori penduduk usia tua (65 tahun ke atas) sebanyak 17.374.414 jiwa atau 6,31 persen.

Artinya, Indonesia selain memiliki populasi banyak di dunia juga memiliki bonus demografi. Yaitu, jumlah penduduk produktif lebih banyak dibandingkan penduduk non produktif (usia muda dan usia tua).

Hal tersebut merupakan berkah. Indonesia bisa selamat dari resesi global jika dikelola dengan benar.

Kuncinya adalah membentuk sumber daya manusia melimpah menjadi produktif. Yaitu bagaimana pemerintah membangun sistem pengelolaan sumber daya manusia agar memiliki penghasilan dan perputaran uang terus bergulir di tengah masyarakat serta mendatangkan devisa buat negara.

Namun akan terjadi sebaliknya bila salah kelola. Kelompok pengangguran membahayakan sosial dan negara. Resesi global akan memporak-porandakan Indonesia.

Peluang Ketenagakerjaaan Migran

Salah satu bentuk resesi adalah terjadinya PHK secara besar-besaran dan cadangan devisa menurun drastis. Ini merupakan momok menakutkan bagi pemerintah.

Angka pengangguran akan naik tajam menjadi beban sosial dan negara. Devisa yang kurang akan berdampak krisis moneter.

Di sinilah diberdayakan kekuatan penduduk Indonesia yang melimpah dan produktif untuk merebut bursa kerja migran dunia yang sekarang mengalami krisis ketenagakerjaaan. Peluang ini membuka harapan besar buat Indonesia sebagai solusi selamat dari resesi.

Perlu diketahui, beberapa negara mengalami 'kiamat' tenaga kerja. Mulai dari tetangga Malaysia, Singapura, Australia, Taiwan, Timur Tengah, Amerika Serikat (AS), Kanada, Jepang hingga Inggris mengalami kekurangan ketenagakerjaan.

Berdasarkan riset dari perusahaan konsultan global, Korn Ferry, hingga 2030 diperkirakan ada 85 juta tenaga kerja dibutuhkan dunia.

Hasil riset Randstad pada Mei 2022, merilis bahwa Amerika Serikat tersedia 11 juta lowongan pekerjaan di sektor manufaktur, logistik dan kesehatan.

Sedangkan di Eropa 1,2 juta dan Australia tersedia 400.000 lowongan lapangan pekerjaan yang membutuhkan sumber daya manusia.

Malaysia merilis membutuhkan tenaga kerja 1,2 juta pekerja. Di sektor konstruksi sebanyak 500.000 tenaga kerja, perkebunan sawit butuh 120.000 pekerja, sementara sektor elektronik membutuhkan 30.000 pekerja, dan tenaga medis sebanyak 120.000 pekerja. Belum lagi sektor domestik butuh ratusan ribu orang.

'Kiamat' tenaga kerja di Jepang sangat rentan terjadi. Nomura Research Institute memperkirakan kekurangan tenaga kerja sebanyak 10,47 juta pekerja. Sektor yang paling kekurangan adalah hotel, restoran, dan manufaktur.

Di Taiwan mengalami kekurangan tenaga kerja sebanyak 118.000 pekerja untuk sektor konstruksi dan setidak-tidaknya sekitar 700.000 pekerja dibutuhkan untuk mengisi sektor informal (domestik). Hal ini juga mirip dialami Hongkong dan Singapura.

Melihat besarnya permintaan tenaga kerja di dunia, hal ini sebuah keironisan. Apalagi masyarakat Indonesia masih banyak tidak dapat pekerjaan.

Angka pengangguran sebesar 8,42 juta orang yang dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS) periode Agustus 2022.

Pemerintah seharusnya lincah membuka lapangan kerja buat rakyat, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Apalagi tuntutan kelincah pemerintah menjadi hal urgen di saat resesi dunia akan melanda Indonesia. Pemerintah tidak bisa bekerja secara normatif lagi mendongkrak dunia pekerja migran.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPP Disebut Tak Bisa Lolos Parlemen, Mardiono: Ketua KPU Bukan Pengganti Tuhan

PPP Disebut Tak Bisa Lolos Parlemen, Mardiono: Ketua KPU Bukan Pengganti Tuhan

Nasional
Soal Dapat Jatah 4 Kursi Menteri, Ketum PAN: Hak Prerogatif Prabowo

Soal Dapat Jatah 4 Kursi Menteri, Ketum PAN: Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Galang Dukungan di Forum Parlemen WWF Ke-10, DPR Minta Israel Jangan Jadikan Air Sebagai Senjata Konflik

Galang Dukungan di Forum Parlemen WWF Ke-10, DPR Minta Israel Jangan Jadikan Air Sebagai Senjata Konflik

Nasional
Alasan PDI-P Tak Undang Jokowi Saat Rakernas: Yang Diundang yang Punya Spirit Demokrasi Hukum

Alasan PDI-P Tak Undang Jokowi Saat Rakernas: Yang Diundang yang Punya Spirit Demokrasi Hukum

Nasional
Waketum Golkar Kaget Bobby Gabung Gerindra, Ungkit Jadi Parpol Pertama yang Mau Usung di Pilkada

Waketum Golkar Kaget Bobby Gabung Gerindra, Ungkit Jadi Parpol Pertama yang Mau Usung di Pilkada

Nasional
Pj Ketum PBB Sebut Yusril Cocok Jadi Menko Polhukam di Kabinet Prabowo

Pj Ketum PBB Sebut Yusril Cocok Jadi Menko Polhukam di Kabinet Prabowo

Nasional
Penerbangan Haji Bermasalah, Kemenag Sebut Manajemen Garuda Indonesia Gagal

Penerbangan Haji Bermasalah, Kemenag Sebut Manajemen Garuda Indonesia Gagal

Nasional
DKPP Didesak Pecat Ketua KPU dengan Tidak Hormat

DKPP Didesak Pecat Ketua KPU dengan Tidak Hormat

Nasional
JK Nilai Negara Harus Punya Rencana Jangka Panjang sebagai Bentuk Kontrol Kekuasaan

JK Nilai Negara Harus Punya Rencana Jangka Panjang sebagai Bentuk Kontrol Kekuasaan

Nasional
JK Respons Jokowi yang Tak Diundang Rakernas: Kan Bukan Lagi Keluarga PDI-P

JK Respons Jokowi yang Tak Diundang Rakernas: Kan Bukan Lagi Keluarga PDI-P

Nasional
Istri hingga Cucu SYL Bakal Jadi Saksi di Persidangan Pekan Depan

Istri hingga Cucu SYL Bakal Jadi Saksi di Persidangan Pekan Depan

Nasional
KPK Akan Hadirkan Sahroni jadi Saksi Sidang SYL Pekan Depan

KPK Akan Hadirkan Sahroni jadi Saksi Sidang SYL Pekan Depan

Nasional
Projo Sarankan Jokowi Gabung Parpol yang Nasionalis Merakyat

Projo Sarankan Jokowi Gabung Parpol yang Nasionalis Merakyat

Nasional
Soal Potensi PAN Usung Anies di Jakarta, Zulhas: Kami kan Koalisi Indonesia Maju

Soal Potensi PAN Usung Anies di Jakarta, Zulhas: Kami kan Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Sukanti 25 Tahun Kerja di Malaysia Demi Hajikan Ayah yang Tunanetra

Sukanti 25 Tahun Kerja di Malaysia Demi Hajikan Ayah yang Tunanetra

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com