JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum kelompok relawan Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi mengatakan, Presiden Joko Widodo sebaiknya memilih bergabung dengan parpol yang berideologi nasionalis dan kerakyatan.
Hal itu disampaikannya menanggapi isu Presiden Jokowi yang disebut-sebut segera bergabung ke salah satu parpol usai tak dianggap lagi sebagai kader dari PDI Perjuangan (PDI-P).
"Pokoknya parpol yang nasionalis dan kerakyatan sesuai Projo," ujar Budi Arie di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (22/5/2024).
Baca juga: PDI-P Anggap Pertemuan Puan dan Jokowi di WWF Bagian Tugas Kenegaraan
Saat ditanya lebih lanjut apakah parpol yang ia maksud adalah Golkar, Budi Arie menegaskan sifat nasionalis dan kerakyatan ada di sejumlah parpol.
"Ya apa saja juga bisa. Nasdem juga bisa, Partai Amanat Nasional (PAN) juga bisa," tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Budi Arie juga mengungkapkan saat ini Presiden Jokowi sedang mengkalkulasi untuk bergabung dengan parpol tertentu.
Menurutnya, jika waktunya sudah pas, Jokowi akan segera bergabung ke parpol pilihannya.
"Ya tunggu saja, kalau waktunya pas, pasti tepat lah. Tenang saja. Lagi di-kalkulasi," ujar Budi Arie.
"(Dikalkulasi) Ya waktu. Timing-nya," tegasnya.
Adapun isu Presiden Jokowi bergabung dengan parpol kembali menjadi sorotan setelah menantunya, Bobby Nasution resmi menjadi kader Partai Gerindra pada Senin (20/5/2024).
Pengamat Politik Ujang Komarudin menilai bahwa langkah Bobby Nasution bergabung dengan Partai Gerindra belum tentu diikuti oleh Presiden Jokowi dan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka usai tidak dianggap oleh PD-P.
Baca juga: Ingatkan Tuntutan Masyarakat Semakin Tinggi, Jokowi: Ada Apa Dikit Viralkan
Menurut Ujang, mantan Wali Kota Solo tersebut akan menggunakan instingnya untuk tidak menaruh "semua telur dalam satu keranjang", untuk menghindari perpecahan.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini lantas mengatakan, partai yang berpotensi menjadi tempat berlabuh Jokowi adalah Golkar.
"Bisa juga ada yang di Gerindra, ada yang di Golkar, ada yang di PSI (Partai Solidaritas Indonesia). Karena dalam politik itu ada istilah don’t put all your eggs in one basket, kenapa? Karena kalau satu pecah, keranjangnya pecah semua telurnya," kata Ujang kepada Kompas.com, Selasa (21/5/2024).
Ujang menyampaikan, Jokowi juga berpotensi diberi jabatan tinggi di partai, selain Ketua Umum (Ketum).
Baca juga: Menkominfo Lapor ke Jokowi, Sudah Turunkan 1,9 Juta Konten Judi Online
Sebelumnya, Presiden Jokowi sempat ditanya soal parpol pilihannya setelah tak lagi dianggap sebagai kader di PDI-P.
Namun, ketika itu Presiden tidak menjawab serius. Sebagai gantinya mantan Wali Kota Solo itu justru melempar jawaban bernada kelakar.
"Pak, rencana ke depan akan berlabuh ke parpol mana?" tanya wartawan kepada Jokowi usai meresmikan Indonesia Digital Test House (IDTH) Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi di Tapos, Depok, Selasa (7/5/2024).
"Akan berlabuh ke pelabuhan," jawab Jokowi sambil tersenyum.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.