Jumlah tersebut bertambah hampir tiga kali lipat dibandingkan situasi krisis moneter pada 1997-1998, di mana hanya ada lima negara yang meminta bantuan IMF.
Baca juga: Jokowi: Jangan Ada Gesekan di Tahun Politik, Negara Ini Harus Aman
"Itu hanya lima negara itu sudah geger. Ini sudah 14 negara masuk menjadi pasiennya IMF. Dan 28 negara ngantri di depan pintunya IMF lagi. Diperkirakan sampai angka 66," ujar Jokowi.
Sementara, Jokowi mengingatkan, tidak mungkin semua negara mendapatkan bantuan karena ada keterbatasan dari IMF maupun Bank Dunia.
Agar situasi politik tak memanas, Jokowi menyarankan agar para elite politik meninggalkan politik identitas dalam berkampanye.
Menurutnya, para calon presiden dan calon wakil presiden semestinya saling memperdebatkan ide dan gagasan untuk bangsa Indonesia, bukan menonjolkan politik identitas.
"Kita sudah merasakan dan itu terbawa lama. Hindari ini. Lakukan politik gagasan, politik ide. Tapi, jangan masuk ke politik SARA, politisasi agama, politik identitas jangan. Sangat berbahaya baagi negara sebesar Indonesia yang sangat beragam," kata Jokowi.
Baca juga: Jokowi: Prinsip bagi Siapa Pun Pemimpin Indonesia, Harus Menyadari Keberagaman
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.