Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Gerindra Koalisi dengan PDI-P, PKB Diperkirakan Tetap Bertahan meski Cak Imin Kini Mengancam

Kompas.com - 25/11/2022, 06:30 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik sekaligus pendiri Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti menduga, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tak akan ke mana-mana jika PDI Perjuangan bergabung dengan koalisinya bersama Partai Gerindra.

Sekalipun Muhaimin Iskandar, ketua umum partai tersebut, tak jadi calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres), PKB diprediksi tetap bertahan di koalisi.

"PKB nggak akan ke mana-mana, dia akan ikut dengan koalisi yang bakal menang mau nggak mau," kata Ray kepada Kompas.com, Kamis (24/11/2022).

Baca juga: Hubungan PKB-Gerindra Goyah, PDI-P Sebut Muhaimin Selalu Dekat dengan Puan dan Mega

Menurut Ray, PKB punya peluang bermanuver ke poros lainnya seperti Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bentukan Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Tak menutup kemungkinan pula PKB bergabung ke Koalisi Perubahan yang rencananya dibentuk Nasdem, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Namun, Ray yakin, PKB bakal pragmatis sehingga memilih merapat ke koalisi dengan peluang kemenangan terbesar.

"PKB realistis saja mana pasangan calon yang mungkin akan menang dia akan di situ. Daripada dia di luar (pemerintahan)," ujarnya.

Ray melanjutkan, jika Gerindra punya peluang bekerja sama dengan PDI-P, tak masalah bagi partai pimpinan Prabowo Subianto itu untuk meninggalkan PKB.

Sebab, dibandingkan PKB, PDI-P punya basis massa yang jauh lebih besar. Apalagi, jika kelak Prabowo maju pilpres dipasangkan dengan Ganjar Pranowo, peluang kemenangannya diprediksi lebih besar.

Baca juga: PKB Klaim Dapat Kepastian dari Gerindra Tetap Jaga Kesepakatan Koalisi

Bukan tanpa alasan, Ganjar mengantongi elektabilitas besar baik sebagai calon presiden maupun wakil presiden. Bahkan, tingkat elektoral Ganjar menurut survei berbagai lembaga mengungguli Prabowo.

Sekalipun kelak Prabowo "hanya" mendapat kursi calon RI-2 dan kursi capres diberikan untuk Ganjar, Ray menduga, itu tak akan menjadi soal buat Gerindra.

"Bagi Gerindra, apa pun ceritanya partai ini harus punya capres atau cawapres. Karena itu salah satu cara mereka untuk menjadikan partai ini sebagai bahan perbincangan di 2024," kata Ray.

"Kalau mereka tidak mencalonkan sama sekali baik di capres maupun cawapres, partainya juga tidak akan kelihatan," tuturnya.

Namun demikian, Ray menambahkan, koalisi partai politik menuju Pemilu 2024 kini masih begitu cair. Bongkar pasang koalisi masih sangat mungkin terjadi.

Adapun sebelumnya, muncul isu Prabowo bakal berduet dengan Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024. Padahal, Gerindra telah mendeklarasikan koalisi dengan PKB pada Agustus lalu.

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar pun gusar karena kabar ini. Dia mengancam akan membentuk komposisi baru jika wacana itu jadi kenyataan.

"Saya bikin komposisi lain (jika Prabowo-Ganjar berduet)," katanya di kantor DPP PKB, Senin (21/11/2022).

Baca juga: Gonjang-ganjing Koalisi Pilpres 2024: Setelah Nasdem-Demokrat-PKS, Kini Gerindra-PKB Memanas

Meski begitu, Imin tak menjelaskan lebih lanjut soal "komposisi baru" yang dia maksud. Wakil Ketua DPR RI itu juga irit bicara ketika ditanya apakah ia legawa jika tak dipilih jadi cawapres Prabowo.

Terpisah, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengaku partainya tidak terganggu dengan isu duet Prabowo denga Ganjar. Sebaliknya, ia meyakini bahwa PKB dan Gerindra akan terus bersama hingga memenangkan Pemilu 2024.

"Enggak terganggu, kan baru setingkat isu ya. Karena kita berpegang saja kepada pakta yang ditandatangani bahwa capres itu dibicarakan Pak Prabowo dan Gus Muhaimin," kata Jazilul ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (23/11/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com