Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Cianjur, BMKG: Bangunan Rusak Bisa Dibangun di Lokasi Awal, Asal Konstruksinya Tahan Gempa

Kompas.com - 24/11/2022, 23:03 WIB
Ardito Ramadhan,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Kepala Badan Meteoroligi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan, sebagian besar rumah yang rusak akibat gempa bumi Cianjur dapat kembali dibangun di lokasi semula.

Dwikorita mengatakan, syaratnya rumah yang dibangun kembali harus memiliki konstruksi tahan gempa.

"Sebagian besar masih bisa berada di lokasi yang sama, sebagian besar, asal konstruksi bangunannya benar-benar tahan gempa," kata Dwikorita dalam konferensi pers, Kamis (24/11/2022).

Sebab, berdasarkan data yang diperoleh BMKG, faktor yang paling mempengaruhi kerusakan bangunan akibat gempa Cianjur adalah kondisi konstruksi bangunan.

Baca juga: BNPB Tak Gunakan Alat Berat untuk Cari Korban Hilang Gempa Cianjur, Ini Alasannya

Kemudian, Dwikorita mengatakan, kondisi tanah di daerah tersebut tidak terlalu siginfikan dalam menyebabkan kerusakan bangunan.

"Seandainya nanti akan dibangun kembali, insya Allah dengan kondisi tersebut masih bisa di lokasi yang sama karena kondisi tanahnya tidak begitu penting mengontrol kerusakan," ujar Dwikorita.

Namun, ia mengingatkan, bangunan yang hendak didirikan tidak boleh berada di daerah yang rawan seperti titik episenter, zona patahan, maupun di tepi lereng dan lembah yang dapat terkena longsor.

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto menyampaikan bahwa pemerintah akan mulai membangun rumah contoh tahan gempa pada pekan depan.

Baca juga: BMKG: Gempa Susulan di Cianjur Semakin Lemah, tetapi Waspadai Curah Hujan Tinggi

Ia mengatakan, pemerintah akan memberikan bantuan dana sebesar Rp 50 juta bagi masyarakat yang rumahnya rusak berat.

"Itu bisa dibangun oleh masyarakat kalau dia bisa dengan mungkin mengerahkan tukang atau mungkin ada latar belakangnya tukang," kata Suharyanto.

Selain itu, pemerintah juga akan menyiapkan lahan untuk merelokasi rumah warga yang sebelumnya berada di lokasi yang tak aman.

"Mudah-mudahan ini bisa serentak baik yang relokasi maupun yang tetap di tanah itu namanya di situ bisa berbarengan sehingga dalam pembangunan 60.000 rumah lebih ini bisa selesai," kata Suharyanto.

Ia mengungkapkan, berdasarkan data BNPB, total 56.311 rumah yang rusak akibat gempa magnitudo 5,6 yang mengguncang Cianjur pada Senin (21/11/2022) lalu.

Dengan perincian; 22.267 rumah rusak berat; 11.836 rumah rusak sedang; dan 22.208 rumah rusak ringan.

Baca juga: Update Gempa Cianjur: Korban Meninggal 272 Orang, 165 Sudah Teridentifikasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

Nasional
Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

Nasional
SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

Nasional
Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Nasional
Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Nasional
Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Nasional
Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Nasional
Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik 'Cicak Vs Buaya Jilid 2'

Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik "Cicak Vs Buaya Jilid 2"

Nasional
JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

Nasional
Soal Peluang Ahok Maju Pilkada DKI atau Sumut, Sekjen PDI-P: Belum Dibahas, tetapi Kepemimpinannya Diakui

Soal Peluang Ahok Maju Pilkada DKI atau Sumut, Sekjen PDI-P: Belum Dibahas, tetapi Kepemimpinannya Diakui

Nasional
Dukung Jokowi Gabung Parpol, Projo: Terlalu Muda untuk Pensiun ...

Dukung Jokowi Gabung Parpol, Projo: Terlalu Muda untuk Pensiun ...

Nasional
PT Telkom Sebut Dugaan Korupsi yang Diusut KPK Berawal dari Audit Internal Perusahaan

PT Telkom Sebut Dugaan Korupsi yang Diusut KPK Berawal dari Audit Internal Perusahaan

Nasional
Solusi Wapres Atasi Kuliah Mahal: Ditanggung Pemerintah, Mahasiswa dan Kampus

Solusi Wapres Atasi Kuliah Mahal: Ditanggung Pemerintah, Mahasiswa dan Kampus

Nasional
Ketua KPU Bantah Dugaan Asusila dengan Anggota PPLN

Ketua KPU Bantah Dugaan Asusila dengan Anggota PPLN

Nasional
Soal Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, Sekjen PDI-P: DPP Dengarkan Harapan Rakyat

Soal Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, Sekjen PDI-P: DPP Dengarkan Harapan Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com