Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Jokowi soal Alotnya Proses Kesepakatan G20 Terkait Perang Rusia-Ukraina

Kompas.com - 17/11/2022, 11:07 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

BALI, KOMPAS.com - Mayoritas anggota G20 mengecam perang Rusia-Ukraina yang hingga kini masih berlangsung.

Perang tersebut dinilai telah mengakibatkan penderitaan manusia yang luar biasa dan memperburuk kerentanan ekonomi global.

Dalam dokumen deklarasi KTT G20 disebutkan bahwa perang tersebut menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan ekonomi, mengganggu rantai pasok, serta meningkatkan kerawanan energi dan pangan.

Baca juga: Leaders’ Declaration G20, Sri Mulyani Tegaskan Komitmen RI Dalam Transisi Energi

Di sisi lain, perang yang berlangsung di wilayah Ukraina itu juga dianggap meningkatkan risiko stabilitas keuangan.

Presiden Joko Widodo mengungkapkan, bukan perkara mudah bagi para anggota G20 dalam mengambil kesepakatan atas isi deklarasi tersebut, terutama terkait pembahasan soal perang Rusia-Ukraina.

"Diskusi mengenai hal ini berlangsung sangat-sangat alot sekali dan akhirnya para pemimpin G20 menyepakati isi deklarasi, yaitu condemnation (sikap mengecam) perang di Ukraina karena telah melanggar batas wilayah, melanggar integritas wilayah," kata Jokowi saat konferensi pers soal hasil KTT pada Rabu (16/11/2022) sore.

Baca juga: Aksi Blak-blakan Xi Jinping di KTT G20: Tegur PM Kanada karena Bocorkan Detail Pertemuannya

Diketahui, 14 negara sepakat, lima negara menolak, 35 negara abstain, dan 12 negara absen dalam resolusi tersebut.

Adapun dalam deklarasi bersama, hanya Rusia yang menolaknya. Sementara India dan China memilih abstain.  

Saat sesi tanya jawab, Presiden mengungkapkan bahwa deklarasi Bali dicapai melalui konsensus. Para negara G20 sepakat bahwa perang memberikan dampak negatif terhadap perekonomian global.

"Kira-kira itu," kata Presiden.

Kepala Negara menambahkan, para pemimpin negara G20 pun setuju jika pemulihan ekonomi global tidak akan tercapai tanpa perdamaian.

"Di pembukaan (KTT G20) saya sampaikan, saya menyerukan agar perang dihentikan," tegas Jokowi.

Presiden kemudian berpesan agar KTT ini ditarik ke ranah politik.

"Saya kira cukup. Nanti untuk selanjutnya biar para menteri yang bisa menjelaskan, tetapi tadi saya tambahkan bahwa G20 itu adalah forum ekonomi," ujar Jokowi.

"Forum finansial, forum pembangunan, bukan forum politik. Jadi jangan ditarik-tarik ke politik. Kira-kira itu," tambahnya.

Baca juga: Deklarasi KTT G20, Apakah Akan Berdampak Signifikan pada Konflik Rusia-Ukraina?

Direspons positif

Adapun hasil KTT ini ditanggapi positif oleh sejumlah pimpinan negara, salah satunya Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan.

Macron menyebut bahwa Presidensi G20 Indonesia penuh dengan pesan solidaritas, terutama bagi negara-negara berkembang.

Oleh karena itu, ia menegaskan, Perancis akan melanjutkan komitmennya untuk membantu negara-negara berkembang setelah KTT berakhir.

Di sisi lain, Macron juga menyinggung soal pelaksanaan KTT di tengah ketidakpastian global akibat pandemi Covid-19 dan perang di Ukraina.

Baca juga: Hasil KTT G20: Leaders Declaration, Dana Pandemi hingga Komitmen Lindungi Laut Dunia

“Namun, G20 kali ini tetap mampu menghasilkan kesepakatan yang bermanfaat dan dapat membantu negara berkembang dan miskin,” kata Macron dalam konferensi pers setelah Presiden Jokowi.

"Ini adalah KTT G20 solidaritas," tambahnya.

Sementara itu, Erdogan mengatakan, pihaknya bersama PBB telah berhasil menjadi mediator bagi negara-negara yang terlibat konflik dengan berhasil menghadirkan semua yang terlibat konflik dalam satu meja perundingan.

Hasilnya menyepakati pembukaan blokade Rusia di pelabuhan Ukraina di mana saat ini sudah 11 juta ton biji gandum yang terdistribusi di dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com