Salin Artikel

Cerita Jokowi soal Alotnya Proses Kesepakatan G20 Terkait Perang Rusia-Ukraina

BALI, KOMPAS.com - Mayoritas anggota G20 mengecam perang Rusia-Ukraina yang hingga kini masih berlangsung.

Perang tersebut dinilai telah mengakibatkan penderitaan manusia yang luar biasa dan memperburuk kerentanan ekonomi global.

Dalam dokumen deklarasi KTT G20 disebutkan bahwa perang tersebut menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan ekonomi, mengganggu rantai pasok, serta meningkatkan kerawanan energi dan pangan.

Di sisi lain, perang yang berlangsung di wilayah Ukraina itu juga dianggap meningkatkan risiko stabilitas keuangan.

Presiden Joko Widodo mengungkapkan, bukan perkara mudah bagi para anggota G20 dalam mengambil kesepakatan atas isi deklarasi tersebut, terutama terkait pembahasan soal perang Rusia-Ukraina.

"Diskusi mengenai hal ini berlangsung sangat-sangat alot sekali dan akhirnya para pemimpin G20 menyepakati isi deklarasi, yaitu condemnation (sikap mengecam) perang di Ukraina karena telah melanggar batas wilayah, melanggar integritas wilayah," kata Jokowi saat konferensi pers soal hasil KTT pada Rabu (16/11/2022) sore.

Diketahui, 14 negara sepakat, lima negara menolak, 35 negara abstain, dan 12 negara absen dalam resolusi tersebut.

Adapun dalam deklarasi bersama, hanya Rusia yang menolaknya. Sementara India dan China memilih abstain.  

Saat sesi tanya jawab, Presiden mengungkapkan bahwa deklarasi Bali dicapai melalui konsensus. Para negara G20 sepakat bahwa perang memberikan dampak negatif terhadap perekonomian global.

"Kira-kira itu," kata Presiden.

Kepala Negara menambahkan, para pemimpin negara G20 pun setuju jika pemulihan ekonomi global tidak akan tercapai tanpa perdamaian.

"Di pembukaan (KTT G20) saya sampaikan, saya menyerukan agar perang dihentikan," tegas Jokowi.

Presiden kemudian berpesan agar KTT ini ditarik ke ranah politik.

"Saya kira cukup. Nanti untuk selanjutnya biar para menteri yang bisa menjelaskan, tetapi tadi saya tambahkan bahwa G20 itu adalah forum ekonomi," ujar Jokowi.

"Forum finansial, forum pembangunan, bukan forum politik. Jadi jangan ditarik-tarik ke politik. Kira-kira itu," tambahnya.

Direspons positif

Adapun hasil KTT ini ditanggapi positif oleh sejumlah pimpinan negara, salah satunya Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan.

Macron menyebut bahwa Presidensi G20 Indonesia penuh dengan pesan solidaritas, terutama bagi negara-negara berkembang.

Oleh karena itu, ia menegaskan, Perancis akan melanjutkan komitmennya untuk membantu negara-negara berkembang setelah KTT berakhir.

Di sisi lain, Macron juga menyinggung soal pelaksanaan KTT di tengah ketidakpastian global akibat pandemi Covid-19 dan perang di Ukraina.

“Namun, G20 kali ini tetap mampu menghasilkan kesepakatan yang bermanfaat dan dapat membantu negara berkembang dan miskin,” kata Macron dalam konferensi pers setelah Presiden Jokowi.

"Ini adalah KTT G20 solidaritas," tambahnya.

Sementara itu, Erdogan mengatakan, pihaknya bersama PBB telah berhasil menjadi mediator bagi negara-negara yang terlibat konflik dengan berhasil menghadirkan semua yang terlibat konflik dalam satu meja perundingan.

Hasilnya menyepakati pembukaan blokade Rusia di pelabuhan Ukraina di mana saat ini sudah 11 juta ton biji gandum yang terdistribusi di dunia.

https://nasional.kompas.com/read/2022/11/17/11072201/cerita-jokowi-soal-alotnya-proses-kesepakatan-g20-terkait-perang-rusia

Terkini Lainnya

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke