Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Dinilai Tak Etis Ceritakan Kemenangannya di Depan Prabowo

Kompas.com - 09/11/2022, 07:51 WIB
Tatang Guritno,
Bagus Santosa

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, Presiden Joko Widodo tak etis menyampaikan kemenangannya di depan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Umam mengatakan, meski hal itu berujung pada narasi dukungannya pada Prabowo, namun Jokowi justru tengah menunjukan sikap yang arogan.

“Seolah ia ingin menunjukan kelasnya lebih tinggi dibanding mereka yang pernah kalah di Pemilihan Presiden (Pilpres),” ujar Umam pada Kompas.com, Rabu (9/11/2022).

Umam menganggap pernyataan Jokowi itu tak hanya menyentil Prabowo, tapi juga Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Baca juga: Kisah Surya Paloh Terima Ajakan Megawati Usung Jokowi Tanpa Syarat

Pasalnya, Megawati juga pernah mengalami kekalahan dalam dua Pilpres, 2004 dan 2009.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu disebut tak punya sensitivitas, karena melupakan peran Prabowo dan Megawati dalam karier politiknya.

“Prabowo yang mendukungnya di Pilkada DKI Jakarta 2012, dan juga peran Megawati yang mendukungnya di Pilpres 2014 dan 2019,” ungkapnya.

Ia mengingatkan agar Jokowi lebih sensitif dalam menjalankan komunikasi politiknya.

Umam menegaskan, Jokowi tak boleh merasa jemawa karena tengah berada di puncak kepemimpinan.

“Sebaiknya Jokowi kembali memahami nasihat ‘ojo dumeh’, atau jangan mentang-mentang, karena di balik capaian dan prestasi kita, selalu ada peran orang lain dibelakangnya,” imbuhnya.

Baca juga: Prabowo Disebut Bisa Menangi Pilpres 2024, Gerindra DKI: Mudah-mudahan Jadi Kenyataan

Diketahui Jokowi mengatakan Pilpres 2024 bisa menjadi momentum kemenangan untuk Prabowo.

Hal itu disampaikan dalam pidatonya saat menghadiri perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Perindo, Senin (7/11/2022).

"Tadi Pak Hary (Ketua Umum Partai Perindo, Hary Tanoesudibjo) menyampaikan, saya ini dua kali Wali Kota di Solo menang. Kemudian, ditarik ke Jakarta, gubernur sekali menang. Kemudian, dua kali di pemilu presiden juga menang. Mohon maaf, Pak Prabowo," tuturnya.

"Kelihatannya setelah ini jatahnya Pak Prabowo," ujar Jokowi disambut riuh tepuk tangan hadirin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

Nasional
PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

Nasional
Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Nasional
Kisah Runiti Tegar Berhaji meski Suami Meninggal di Embarkasi

Kisah Runiti Tegar Berhaji meski Suami Meninggal di Embarkasi

Nasional
Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Nasional
Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Nasional
Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Nasional
TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

Nasional
Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Nasional
Tak Takut Dilaporkan ke Bareskrim, Dewas KPK: Orang Sudah Tua, Mau Diapain Lagi Sih?

Tak Takut Dilaporkan ke Bareskrim, Dewas KPK: Orang Sudah Tua, Mau Diapain Lagi Sih?

Nasional
Kemendikbud Kini Sebut Pendidikan Tinggi Penting, Janji Buka Akses Luas untuk Publik

Kemendikbud Kini Sebut Pendidikan Tinggi Penting, Janji Buka Akses Luas untuk Publik

Nasional
26 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pajang Nisan Peristiwa dan Nama Korban Pelanggaran HAM

26 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pajang Nisan Peristiwa dan Nama Korban Pelanggaran HAM

Nasional
Permohonan Dinilai Kabur, MK Tak Dapat Terima Gugatan Gerindra Terkait Dapil Jabar 9

Permohonan Dinilai Kabur, MK Tak Dapat Terima Gugatan Gerindra Terkait Dapil Jabar 9

Nasional
Dewas KPK Heran Dilaporkan Ghufron ke Bareskrim Polri

Dewas KPK Heran Dilaporkan Ghufron ke Bareskrim Polri

Nasional
Wapres Kunker ke Mamuju, Saksikan Pengukuhan KDEKS Sulawesi Barat

Wapres Kunker ke Mamuju, Saksikan Pengukuhan KDEKS Sulawesi Barat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com