Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Polisi yang Tidak Ada Akhlak di Zaman "Syulit" dan "Syusah"

Kompas.com - 26/10/2022, 06:53 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Belum juga reda dengan tindakan keras dan tidak pandang bulu yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo usai kasus Ferdy Sambo dan Teddy Minahasa merebak serta ketidakbecusan polisi mengendalikan kericuhan penonton sepakbola di Stadion Kanjuruhan, Malang, publik kembali jengah dengan ulah polisi yang satu ini.

Entah menyadari dirinya atau polisi atau memang pernah terlintas keinginan menjadi “pemalak”, empat personel Polsek Jempang, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur menangkap Fahrial Muslim (21) warga Kampung Moncong, Kecamatan Jempang atas tuduhan kepemilikan narkotika.

Selain proses penangkapannya menyalahi prosedur, oknum polisi tersebut ternyata melakukan penindakan dengan “mengada-ada”.

Fahrial yang memang tidak ada kaitannya dengan penyalahgunaan narkotika, diperas habis-habisan oleh para polisi begundal tersebut. Ongkos penahanan Fahrial ditarif Rp 10 juta oleh polisi tengik tersebut.

Karena merasa iba dengan penderitaan Fahrial yang juga petugas keamanan pabrik pengolahan kelapa sawit tersebut, kerabatnya terpaksa harus membayar dengan tunai bertahap.

Karena masih kurang juga, malah Kapolsek-nya meminta sarang walet sebagai penutup biaya kekurangan dari tarif Rp 10 juta itu.

Alasan sang Kapolsek Jempang, Iptu Sainal Arifin, uang tersebut merupakan jatah untuk para anggota Polsek Jempang.

Ternyata penderitaan Fahrial dan kerabatnya belum tamat. Usai uang, sarang walet bahkan surat tanah dipegang para oknum Polsek Jempang sebagai ongkos pembebasan, Fahrial kembali dicokok oleh polisi yang sama dengan tuduhan yang masih sama pula walau tanpa ada barang bukti narkotika yang didapat oleh polisi (Kompas.com, 23/10/2022).

Usai kasus “memalukan” tersebut viral, barusalah sang kapolsek yang doyan sarang walet itu membantah dengan beragam alasan seperti jenderal polisi yang terbelit kasus pembunuhan.

Berbagai bantahannya tidak selaras dengan kisah Fahrial yang sebenarnya. Kapolres Kutai Barat, AKBP Heri Rusyaman langsung mencopot jabatan Iptu Sainal dan mengirimnya ke pemeriksaan Profesi dan Pengamanan Polres Kutai Barat.

Dari Bitung, Sulawesi Utara, aktivis Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) melaporkan temuannya tentang kelakuan polisi air (Polair) yang doyan “duit”.

Nelayan-nelayan kecil yang untuk beli solar bersubsibdi saja sudah susah dan dengan hasil tangkapan melaut yang minim, masih harus mengeluarkan uang ratusan ribu rupiah untuk oknum Polair yang nakal.

Dengan dalih melakukan pengamanan, oknum Polair kerap memeriksa kapal-kapal nelayan yang hendak melakukan bongkar ikan di Pelabuhan Bitung.

Cara-cara seperti itu dikhawatirkan GAMKI akan merusak investasi di Bitung dan jelas betul kelakuan oknum Polair sangat menyusahkan kehidupan nelayan yang sudah susah (Rmolsumut.id, 30 Agustus 2022).

Dua contoh kasus kelauan polisi tanpa akhlak ini sengaja saya nukil sebagai “pekerjaan rumah” bagi Polri dan kita sebagai warga masyarakat yang telah menunaikan kewajiban membayar pajak untuk pemasukan negara serta di antaranya untuk membiayai Polri, untuk sama-sama “mengawasi” kelakuan polisi di lapangan.

Semua tindakan yang dilakukan Kepala Polri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, mulai dari memotong kepala ikan jika ada ekornya yang busuk, memecat, menunda kenaikan pangkat bahkan menurunkan jabatan atau mendemosi sudah dilakukan oleh Listyo.

Bahkan tidak tanggung-tanggung, personel Polri yang tidak bisa mengikuti komitmen dan semangat yang sama dipersilahkan untuk keluar dari koprs Bhayangkara.

Tetapi mengapa masih ada juga polisi yang tega minta sarang walet atau memalak nelayan miskin di tengah semangat Listyo yang menggebu-gebu?

Reformasi kultural internal Polri

Saya kerap melakukan jajak pendapat sederhana di kelas mengenai cita-cita pelajar SMA setelah lulus sekolah akan kemana melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.

Sebagian besar yang bercita-cita masuk Akademi Militer atau Akademi Kepolisian, lebih banyak memilih Akademi Kepolisian dengan alasan ingin cepat kaya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com