Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P: Survei untuk Dilihat, tapi Tidak Jadi Pertimbangan Utama

Kompas.com - 25/10/2022, 15:09 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Hasto Kristiyanto mengungkapkan bahwa hasil survei tak menjadi pertimbangan utama bagi partainya dalam menentukan siapa calon presiden (capres) yang akan diusung.

Hasto menyampaikan hal itu menanggapi hasil survei SMRC yang menyatakan bahwa PDI-P tak akan mendapat limpahan suara bila mencalonkan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani, dibandingkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

"Ya survei itu kan untuk dilihat, tapi tidak menjadi pertimbangan utama. Kan sangat dinamis (hasil survei) seperti itu," kata Hasto kepada Kompas.com, Selasa (25/10/2022).

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Demokrat Salip Golkar, PDI-P Tetap Teratas

Hasto kemudian menjelaskan pandangannya terhadap hasil survei yang belakangan menjadi pemberitaan di media.

Ia mengatakan, ruang lingkup lembaga survei, sejatinya adalah merekam atau memotret persepsi di masyarakat.

Namun, hasil dari survei akan bergantung pada sejumlah hal yang dimasukkan sebagai bagian unsur penelitian.

"Itu dinamis dan upayanya kan banyak sekali," katanya.

Baca juga: GP Mania Yakin Ganjar Tetap Dapat Tiket Capres 2024 meski Disanksi PDI-P

"Tergantung juga cara bertanyanya (metodologi penelitian), tergantung juga bagaimana pesan sponsor dari lembaga survei. Itu kan harus diumumkan dulu bahwa mereka betul-betul netral," sambung Hasto.

Lebih lanjut, Hasto mencontohkan bagaimana PDI-P tidak menjadikan hasil survei sebagai pertimbangan utama menetapkan sosok pemimpin.

Contohnya, kata Hasto, saat Joko Widodo (Jokowi) berhasil terpilih sebagai calon gubernur (cagub) DKI Jakarta yang diusung PDI-P.

Saat itu, Hasto menyatakan bahwa Jokowi tidak unggul atau memiliki hasil elektabilitas yang rendah sebagai cagub.

Baca juga: Ketika Ganjar Konsisten soal Siap Capres walau Sudah Dipanggil 3 Kali oleh PDI-P

"Sejarah sendiri kan membuktikan bahwa Pak Jokowi menjadi gubernur kan kalau dari survei juga sama, elektoralnya tidak tinggi," ucapnya.

"Pak Ganjar juga elektoralnya tidak tinggi, tapi kan itu didukung oleh kerja kolektif. Nah, itu yang tidak ditangkap oleh lembaga survei," tambah dia.

Kendati demikian, Hasto menegaskan bahwa PDI-P tetap menghormati apa pun hasil survei.

Namun, ia juga menekankan bahwa hasil survei bisa berubah setiap saat karena sifatnya dinamis.

"Karena sekali lagi, kan prinsip dari PDI Perjuangan, silakan seluruh persepsi karena itu dalam iklim demokrasi. Tapi yang terpenting pencermatan itu kan terus menerus dilakukan, karena terhadap suatu yang dinamis itu kan juga mengandung polabilitas," ujar Hasto.

Baca juga: Beda Sikap PDI-P Saat Jatuhkan Sanksi: Teguran Lisan untuk Ganjar, Keras dan Terakhir pada Dewan Kolonel

Diketahui, dalam hasil survei itu, sejauh ini Ganjar masih memiliki elektabilitas paling kuat dari berbagai simulasi yang dilakukan, disusul Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang bersaing ketat.

Jika pemilihan presiden digelar saat ini, dengan simulasi 4 nama tertutup (Ganjar, Prabowo, Anies, dan Puan), maka Puan ada di urutan buncit dengan elektabilitas hanya 5,6 persen.

Sementara itu, Ganjar dapat memperoleh suara 30,1 persen, disusul Prabowo 26,4 persen, dan Anies 25,1 persen. Puan diprediksi tersisih ke putaran kedua.

Dengan simulasi 3 nama tertutup (Prabowo, Anies, dan Puan), nasib Puan diprediksi tak jauh beda karena tingkat keterpilihannya cuma 10,4 persen.

Baca juga: Jalan Terjal Ganjar Menuju Panggung Pilpres: Diserang Internal PDI-P, Disanksi karena Siap Jadi Capres

Pada simulasi ini, ada 19,1 persen responden yang belum memutuskan. Seandainya pun Puan menggasak seluruh suara mereka, tingkat keterpilihan putri Megawati Soekarnoputri itu masih di angka 29,5 persen, alias masih keok dari Prabowo dan Anies.

Prabowo dan Anies diprediksi bakal melenggang mulus ke putaran kedua, jika Ganjar tak ikut kontestasi, dengan elektabilitas 39,3 persen (Prabowo) dan 31,2 persen (Anies).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Nasional
Waspada MERS-CoV, Jemaah Haji Indonesia Diminta Melapor Jika Alami Demam Tinggi

Waspada MERS-CoV, Jemaah Haji Indonesia Diminta Melapor Jika Alami Demam Tinggi

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Datangi Rumah Airlangga, Klaim Sudah Didukung Golkar Maju Pilkada Jatim

Khofifah-Emil Dardak Datangi Rumah Airlangga, Klaim Sudah Didukung Golkar Maju Pilkada Jatim

Nasional
Kemenag Ingatkan Jemaah Haji Dilarang Bentangkan Spanduk dan Bendera di Arab Saudi

Kemenag Ingatkan Jemaah Haji Dilarang Bentangkan Spanduk dan Bendera di Arab Saudi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com