Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu Retno: ASEAN Harus Bergerak Maju, Tidak Tersandera Situasi di Myanmar

Kompas.com - 27/09/2022, 10:16 WIB
Fika Nurul Ulya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi meminta negara-negara ASEAN untuk bergerak maju tanpa tersandera situasi perang yang terjadi di Myanmar.

Hal ini dia ungkapkan dalam sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-77 di New York, Senin (26/9/2022) malam.

Retno meminta negara-negara tetangga Myanmar untuk menghidupkan lagi demokrasi di sana yang sempat padam.

"ASEAN harus bergerak maju dan tidak tersandera oleh situasi di Myanmar. Dukungan masyarakat internasional, khususnya negara tetangga Myanmar, sangat penting untuk menghidupkan kembali demokrasi di Myanmar," kata Retno dalam Sidang Majelis PBB ke-77.

Baca juga: Di Sidang Majelis Umum PBB, Menlu Retno Ingatkan Krisis Bisa Picu Perang Besar

Retno menyampaikan, Indonesia sangat prihatin lantaran kurangnya komitmen militer untuk melaksanakan Konsensus Lima Poin dalam menyelesaikan masalah di Myanmar

Konsensus Lima Poin terdiri dari menghentikan kekerasan, menjalin dialog konstruktif untuk mencapai solusi damai, dan menunjuk urusan khusus ASEAN untuk Myanmar demi memfasilitasi proses dialog.

Kemudian, menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Myanmar oleh ASEAN, hingga mengirim utusan khusus ASEAN ke Myanmar untuk bertemu semua pihak yang terlibat.

Dia pun menyebut negara-negara ASEAN bakal lebih serius menangani situasi di Myanmar.

"ASEAN juga akan terus serius menangani situasi di Myanmar," ucap Retno.

Hal itu. kata Retno, merupakan cara memperkuat sentralitas ASEAN dalam membentuk tatanan regional di Indo-Pasifik; menempa persatuan sebagai lokomotif perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan; dan untuk memastikan ASEAN penting bagi rakyat, bagi kawasan, dan bagi dunia.

Tujuan-tujuan tersebut sesuai dengan paradigma baru, yakni paradigma kolaborasi dengan semua negara.

Paradigma inilah yang akan menjadi pedoman kepemimpinan Indonesia di ASEAN tahun depan.

Baca juga: Bertemu Menlu Ethiopia, Menlu Retno Bahas Akses Vaksinasi Global

Paradigma ini berbeda dengan paradigma perang yang berlanjut dengan pengelompokan minilateral. Banyak yang menjadi bagian dari perang proksi antara negara-negara besar.

"Ini bukanlah arsitektur regional yang seharusnya. Ini harus berfungsi sebagai blok bangunan untuk perdamaian dan stabilitas daripada merusak mereka. ASEAN dibangun tepat untuk tujuan ini. Kami menolak menjadi pion dalam Perang Dingin yang baru," tutur Retno.

Lebih lanjut, Retno menyebut, Indonesia juga akan terus memperkuat kerja sama dengan negara-negara Pasifik, termasuk bekerjasama untuk mengatasi perubahan iklim.

"Sebagai negara Pasifik, kami ingin melihat Pasifik sebagai bagian integral dari Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan sejahtera," ujar Retno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bobby Resmi Gabung Gerindra, Jokowi: Sudah Dewasa, Tanggung Jawab Ada di Dia

Bobby Resmi Gabung Gerindra, Jokowi: Sudah Dewasa, Tanggung Jawab Ada di Dia

Nasional
Kapolri Diminta Tegakkan Aturan Terkait Wakapolda Aceh yang Akan Maju Pilkada

Kapolri Diminta Tegakkan Aturan Terkait Wakapolda Aceh yang Akan Maju Pilkada

Nasional
Jelaskan ke DPR soal Kenaikan UKT, Nadiem: Mahasiswa dari Keluarga Mampu Bayar Lebih Banyak

Jelaskan ke DPR soal Kenaikan UKT, Nadiem: Mahasiswa dari Keluarga Mampu Bayar Lebih Banyak

Nasional
Kasus BTS 4G, Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Dituntut 5 Tahun Penjara dan Denda Rp 500 Juta

Kasus BTS 4G, Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Dituntut 5 Tahun Penjara dan Denda Rp 500 Juta

Nasional
Kemensos Gelar Baksos di Sumba Timur, Sasar ODGJ, Penyandag Kusta dan Katarak, hingga Disabilitas

Kemensos Gelar Baksos di Sumba Timur, Sasar ODGJ, Penyandag Kusta dan Katarak, hingga Disabilitas

Nasional
Nadiem Tegaskan Kenaikan UKT Hanya Berlaku Bagi Mahasiswa Baru

Nadiem Tegaskan Kenaikan UKT Hanya Berlaku Bagi Mahasiswa Baru

Nasional
Eks Penyidik Sebut Nurul Ghufron Seharusnya Malu dan Mengundurkan Diri

Eks Penyidik Sebut Nurul Ghufron Seharusnya Malu dan Mengundurkan Diri

Nasional
Jokowi dan Iriana Bagikan Makan Siang untuk Anak-anak Pengungsi Korban Banjir Bandang Sumbar

Jokowi dan Iriana Bagikan Makan Siang untuk Anak-anak Pengungsi Korban Banjir Bandang Sumbar

Nasional
Prabowo Beri Atensi Sektor Industri untuk Generasi Z yang Sulit Cari Kerja

Prabowo Beri Atensi Sektor Industri untuk Generasi Z yang Sulit Cari Kerja

Nasional
Komisi X Rapat Bareng Nadiem Makarim, Minta Kenaikan UKT Dibatalkan

Komisi X Rapat Bareng Nadiem Makarim, Minta Kenaikan UKT Dibatalkan

Nasional
Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

Nasional
Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Nasional
Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Nasional
Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat 'Geo Crybernetic'

Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat "Geo Crybernetic"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com