“Agar kita mampu menggunakan isntrumen national power dalam tujuh variabel Bung Karno itu, demi memperjuangkan kepentingan Indonesia,” tuturnya.
Begitu pun terhadap persoalan di Timur Tengah, semenanjung Korea dan Afghanistan, terlihat keaktifan Indonesia pasca Soekarno itu meluntur.
Baca juga: Ungkap Kriteria Capres PDI-P, Hasto: Jangan Hanya yang Baru Bergerak di Satu Provinsi
Indonesia, menurut Hasto, lebih banyak dalam lingkup di Asean.
“Seharusnya kita bergerak aktif membela negara-negara yang diperlakukan tidak adil,” ungkap Hasto.
Dia mengatakan, dalam pidato "To Buid The World A New", Bung Karno sudah mengatakan masa depan dunia tidak bisa ditentukan dengan negara yang punya hak veto.
Lebih dari 190 negara menjadi anggota PBB, seharusnya tidak boleh dikalahkan 5 negara yang punya hak veto.
“Karena itu, geopolitik Soekarno sangat relevan dan menjadi dasar dari kebijakan peertahanan dan luar negeri kita,” pungkasnya.
Sebagai informasi, dalam disertasi program doktoralnya, penelitian yang diambil Hasto berjudul "Diskursus Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya terhadap Pertahanan Negara".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.