Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasto Sebut Konstelasi Geopolitik Diwarnai Hegemoni Perebutan SDA hingga Kekuatan Militer

Kompas.com - 06/06/2022, 17:15 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Hasto Kristiyanto menjalani sidang promosi doktor di Universitas Pertahanan, Bogor, Jawa Barat, Senin (6/6/2022).

Sebelum memaparkan disertasinya, Hasto menjelaskan urgensi penelitian berjudul "Diskursus Pemikiran Politik Soekarno dan Relevansinya Terhadap Pertahanan Negara".

Baca juga: Hasto Sebut Kerangka Pemikiran Geopolitik Soekarno adalah Pancasila

Hasto mengatakan, penelitian ini diperkuat dengan hasil penelitian pendahuluannya, yang menunjukkan besarnya gap kognisi Soekarno sebagai pemimpin visioner, melintasi jaman, dengan kognisi tinggi, rata-rata di atas 52 persen.

"Hal ini berbanding terbalik dengan kognisi yang relatif rendah terhadap peran Presiden Soekarno pada KAA (Konferensi Asia Afrika), GNB (Gerakan Non-Blok), dan Pembebasan Irian Barat, di mana yang tidak tahu mencapai di atas 60 persen," kata Hasto di Universitas Pertahanan, Bogor, Senin.

Baca juga: Drama Ganjar Pranowo-PDIP, Mungkinkah Keduanya Berpisah pada Pemilu 2024?

Hasto melanjutkan, konstelasi geopolitik saat ini masih diwarnai pertarungan hegemoni memperebutkan sumber daya alam, penguasaan pasar, dan unjuk kekuatan militer.

Dalam pertarungan geopolitik tersebut, Asia Pasifik menjadi pivot geopolitik sebagaimana telah digambarkan oleh Presiden Soekarno pada 1930.

"Perumusan masalah penelitian ini dengan melihat pertarungan geopolitik di Timur Tengah, kawasan Euro-Asia, dan di Samudera Pasifik seperti di Laut Cina Selatan. Kesemuanya masih diwarnai narasi Eropa dan Amerika Sentris," ungkapnya.

Baca juga: Megawati, Prabowo, dan Sejumlah Menteri Hadiri Promosi Doktor Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto

Dia mengatakan, di tengah pertarungan hegemoni tersebut bagaimana pemikiran geopolitik Soekarno dapat menjadi alternatif solusi terhadap berbagai persoalan geopolitik dunia.

Untuk itu, ia mengeklaim penelitiannya menjadi penting untuk diangkat.

Akhirnya, Hasto menjabarkan perumusan masalah dalam empat pertanyaan penelitian.

"Pertama, apa dan bagaimana pemikiran geopolik Soekarno dan pengaruhnya bagi kepentingan nasional Indonesia? Kedua, bagaimana pengaruhnya terhadap dunia?," ucap Hasto.

"Ketiga, bagaimana pengaruh dan dampaknya pada masa pemerintahan Presiden Soekarno? dan keempat, bagaimana relevansi dan implementasinya terhadap kebijakan pertahanan negara paska Soekarno?," tambahnya.

Baca juga: Forum Sahabat Ganjar Serahkan Aspirasi Dukungan Ganjar Maju Pilpres 2024 kepada DPC PDIP Solo

Lebih lanjut, Hasto menyebutkan bahwa disertasinya memiliki manfaat akademis untuk mengonstruksikan secara teoritis pemikiran geopolitik Soekarno.

Kemudian untuk manfaat praktis, secara makro misalnya, penelitiannya dinilai bermanfaat sebagai pengarus-utamaan kebijakan pembangunan nasional, kepentingan nasional, pertahanan negara, dan kebijakan luar negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com