Kendati demikian, Prabowo menyebut, dirinya memiliki banyak kesamaan dengan Paloh.
"Ya tapi kan beliau pemimpin partai, saya pemimpin partai. Kita kan nggak bisa bertindak karena kita teman, kita atur sendiri-sendiri, kan nggak bisa," ucap Prabowo.
Prabowo mengatakan, baik Gerindra maupun Nasdem memiliki konstituen sendiri-sendiri sehingga aspirasi mereka harus juga dipertimbangkan.
Adapun menurut Prabowo, kesamaannya dengan Paloh berkaitan dengan visi kebangsaan dan Pancasila serta Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
Selain itu, dirinya dan Paloh juga sama-sama punya kegemaran mengoleksi patung dan tertarik pada sejarah.
Baca juga: Gerindra: Deklarasi Prabowo sebagai Capres Akan Diumumkan pada Waktu yang Tepat
Paloh mengatakan, dirinya dan Prabowo juga mengagumi tokoh yang sama, yakni Mahatma Gandji dan Nelson Mandela. Paloh bahkan berkelakar bahwa ia dan Prabowo memiliki zodiak yang sama karena sama-sama lahir di bulan Oktober.
"Yang saya lihat beliau suka dengan tokoh-tokoh revolusioner, tokoh yang selalu membela rakyat, tokoh-tokoh yang membela kebeneran dan keadilan. Mungkin karena kita mirip, kita mirip, (zodiak) Libra (lahir) Oktober, dekat-dekat situ lah," tuturnya.
Melihat ini, Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, besar kemungkinan pertemuan Prabowo dengan Paloh terkait dengan agenda politik 2024.
Umam mengatakan, sebagai sesama alumni Partai Golkar, Prabowo dan Paloh memang memiliki sejarah kedekatan tersendiri. Namun, menurut dia, kecil kemungkinan kedua partai berkoalisi.
Sebab, kedua pemimpin partai memiliki cara pandang dan model pendekatan yang jauh berbeda di politik. Di Pilpres 2019, Paloh menjadi salah satu tokoh selain Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang terus mengingatkan bahaya eksploitasi politik identitas.
Ketika Prabowo mengajukan proposal untuk masuk di pemerintahan Jokowi jilid 2 pun, salah satu yang merasa keberatan adalah Paloh.
"Jadi, cairnya suasana silaturahmi Paloh-Prabowo hari ini sejatinya diletakkan di atas visi politik kebangsaan yang berbeda secara fundamental. Namun, dalam politik, selalu ada kemungkinan," kata Umam kepada Kompas.com, Rabu (1/6/2022).
Baca juga: Golkar Sebut Koalisi Indonesia Bersatu Terbuka untuk PKS, Nasdem dan Demokrat
Selain itu, lanjut Umam, Paloh merupakan salah satu ketua umum partai politik yang sejak awal ingin menjadi "king maker". Oleh karenanya, ia tak mau langkahnya dikunci oleh pihak-pihak yang ingin mencapreskan diri mereka masing-masing.
Ini juga menjadi alasan mengapa Nasdem sejak awal menolak bergabung dengam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) Golkar-PAN-PPP, yang sejak awal ingin mengunci langkah pencapresan Airlangga Hartarto.
"Dalam konteks pertemuan Paloh-Prabowo, saya juga berkeyakinan Paloh menolak dikunci langkahnya demi pencapresan Prabowo," kata Umam.
Lepas dari itu, lanjut Umam, pertemuan keduanya tetap baik dalam politik. Pertemuan Prabowo dan Paloh dinilai dapat meminimalkan potensi gesekan di akar rumput jika kedua partai berbeda koalisi dalam kontestasi Pilpres 2024.
"Sehingga proses rekonsiliasi politik pasca Pemilu 2024 bisa dilakukan lebih efektif," tutur Dosen Ilmu Politik Universitas Paramadina itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.