Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Persahabatan Prabowo-Surya Paloh, Romantisme Alumni Golkar, dan Kans Politik 2024

Kompas.com - 02/06/2022, 10:00 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

Prabowo lantas mendeklarasikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang ia bentuk bersama sejumlah tokoh seperti Fadli Zon dan Hashim Djojohadikusumo.

Pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2009, ia pun maju menjadi calon wakil presiden berpasangan dengan calon presiden Megawati Soekarnoputri. Gerindra kala itu berbesan dengan PDI Perjuangan.

Baca juga: Dewan Pembina Gerindra: Capres yang Sudah Pasti Baru Prabowo

Sementara, Golkar mengusung ketua umumnya sendiri, Jusuf Kalla, sebagai calon presiden, berpasangan dengan Wiranto sebagai calon wakil presiden.

Namun, kedua pasangan calon (paslon) kalah oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berpasangan dengan Boediono.

Sementara, Surya Paloh meninggalkan Golkar tiga tahun setelah Prabowo, tepatnya September 2011. Paloh mundur setelah 43 tahun berkiparah di Golkar.

Sebelum hengkang, dia lebih dulu mendirikan Ormas Nasional Demokrat (Nasdem) dan menjabat sebagai ketua umum. Ormas tersebut lantas berubah menjadi partai politik hingga kini.

Saat itu, Paloh mengatakan, pengunduran dirinya merupakan titik kulminasi dan anti-klimaks, karena ide-ide yang dia usung tak mendapat ruang di Partai Golkar.

"Inilah yang menjadi perenungan, pandangan, serta pendirian saya sebagai salah satu orang yang sudah berkiprah dari jenjang paling bawah sampai posisi Ketua Dewan Penasehat Partai Golkar," kata Paloh, 7 September 2011.

Nasdem lantas turut serta sebagai peserta pemilu pada tahun 2014, bersaing dengan Gerindra dan partai-partai politik lainnya.

Selama 2014-2019, Gerindra dan Nasdem berbeda gerbong. Nasdem mendukung pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, sedangkan Gerindra menjadi partai oposisi.

Baca juga: Survei: Prabowo, Anies, Ganjar Bersaing Ketat, Pilpres 2024 Diprediksi Dua Putaran

Pada Pilpres 2019, sedianya kedua partai juga tak satu visi. Gerindra mengusung Prabowo sebagai capres, sedangkan Nasdem mendukung pencapresan Jokowi.

Namun, usai gelaran pemilu, Gerindra masuk ke jajaran pemerintahan. Sebelum Gerindra benar-benar bergabung ke koalisi, Nasdem pernah melempar sinyal keberatan.

Menjelang pembentukan Kabinet Indonesia Maju, Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Johnny G Plate mengatakan, jika Jokowi berencana memberikan kursi menteri ke Gerindra, Nasdem akan mendukung.

Namun, jika presiden memutuskan tidak memberikan jatah kursi ke Gerindra, Nasdem akan sangat mendukung.

"Kami mendukung keputusan presiden tetapi kami mengingatkan keadaban politik," kata Johnny di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/10/2019).

Baca juga: Puan Dinilai Jadi Pasangan Ideal Prabowo di Pilpres 2024

Kendati begitu, Gerindra pada akhirnya bergabung ke koalisi Jokowi-Ma'ruf Amin dan mendapat 2 kursi menteri yakni Menteri Pertahanan (Menhan) yang diisi Prabowo serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) yang diduduki oleh Sandiaga Uno.

Sementara, Nasdem mendapat 3 kursi menteri yakni Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLH) Siti Nurbaya, serta Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo.

Peluang koalisi

Usai pertemuannya dengan Paloh, Prabowo mengatakan belum bisa memastikan apakah Gerindra akan berkoalisi dengan Nasdem di Pemilu 2024.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com