Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Drama Rasuah (Kembali) Terjadi Lagi, Kali Ini Bogor

Kompas.com - 27/04/2022, 14:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Bersuamikan seorang hamba hukum, pernah menjadi pengacara selama 11 tahun, dan duduk sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) selama dua periode serta memimpin partainya di level kabupaten dan provinsi, menjadikan Ade Yasin kenyang dengan jam terbang politiknya.

Sang adik seperti mengulang kejayaan politik sang kakak yang sama-sama menjadi politisi handal dari partai berlambang Kabah tersebut.

Belum lagi modal sosialnya sebagai aktivis Muslimat di Nadhatul Ulama, pembina organisasi Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) serta penasihat Majelis Ulama Indonesia, menjadikan profiling Ade Yasin sangat paripurna (Idntimes, 14 September 2021).

Belum lagi gebrakannya di birokrasi cukup mengundang simpati. Program kerjanya yang diberi tajuk Panca Karsa bertujuan memajukan Bogor begitu cukup menjanjikan.

Bogor Membangun, Bogor Maju, Bogor Cerdas, dan Bogor Keberadaban juga lumayan narasinya.

Bogor Membangun dimaksudkan agar desa-desa di Kawasan Kabupaten Bogor bergerak maju.

Sedangkan Bogor Sehat diarahkan untuk memberikan pelayanan kesehatan sebagai kebutuhan yang paling dasar untuk masyarakat. Pelayanan tersebut juga dibarengi dengan infrastruktur kesehatan yang akan dioptimalkan.

Sementara Program Bogor Cerdas direalisasikan dengan dibagikannya Kartu Bodas (Bogor Cerdas) untuk meningkatkan angka prestasi siswa sekolah di Kabupaten Bogor yang cenderung rendah.

Tidak hanya di sekolah negeri, Ade Yasin juga membuat Program Bedah Pesantren dengan memberikan insentif dan sertifikat yang bertujuan meningkatkan indeks pendidikan.

Sekali lagi, Ade Yasin tidak belajar dan mengambil hikmah dari kasus yang menimpa kakak kandungnya.

Keduanya terpelanting dari kekuasaan akibat gurih dan nikmatnya kelindan peluang kekuasaan yang memberikan akses kapital tanpa batas.

KPK harus mengungkap kasus tangkap tangan Ade Yasin dengan terang benderang. Apakah menjadi korban pemerasan dari BPK karena kasus-kasusnya yang begitu besar ketidakberesannya ataukah tangkap tangan tersebut karena adanya transaksi temuan pelanggaran di Kabupaten Bogor yang “dinominalkan” oleh BPK.

KPK juga harus mempertanggungjawabkan apakah operasi tangkap tangan Ade Yasin ini nantinya tidak menjadi antiklimaks.

Publik menjadi jengah jika ending kasus ini hanya “merugikan” ratusan juta rupiah keuangan negara, sementara proses penyadapan hingga penangkapan KPK memakan biaya operasi yang jauh lebih besar. Lebih besar pasak “operasi” daripada tiang “gratifikasi” jadinya.

Publik sudah kadung percaya, tindak penyelewengan kepala daerah yang bernominal puluhan hingga ratusan juta rupiah sudah biasa terjadi dan aman-aman saja.

Justru yang tidak biasa, kasus merugikan triliunan rupiah yang jarang terjamah KPK. Walau bagaimanapun, setiap penyalahgunaan kekuangan negara walau sepeser rupiah adalah tetap korupsi. Sekali korupsi tetap korupsi.

Alih-alih menindak komisionernya yang terbukti melanggar etika dengan menonton balapan motor GP Mandalika dan menginap di cottages mewah atau berhubungan langsung dengan pihak yang berpekara, gebrakan KPK di saat musim mudik Lebaran ini layak mendapat apresiasi setelah sekian lama “absen” dengan OTT.

Di saat warga tengah “OTT” atau Orang Tunggu THR (Tunjangan Hari Raya), eeh KPK malah tetap OTT atau Operasi Tangkap Tangan kepala daerah culas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Nasional
Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com