Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Gus Yahya Tak Bisa Makan meski Punya Uang, Akhirnya “Kabur” ke Istana Gus Dur

Kompas.com - 26/04/2022, 09:44 WIB
Vitorio Mantalean,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – “Ketika pohon terakhir ditebang, ketika sungai terakhir dikosongkan, ketika ikan terakhir ditangkap, barulah manusia akan menyadari bahwa dia tidak dapat memakan uang.”

Kutipan yang ditulis oleh Eric Weiner dalam bukunya berjudul The Geography of Bliss: One Grump's Search for the Happiest Paces in the World, rupanya pernah benar-benar dirasakan oleh Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya, kyai yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Namun, hal itu diderita Gus Yahya bukan karena pohon di sekitar rumahnya sudah ditebang atau sungai dekat tempatnya tinggal kering. Bukan pula gara-gara perairan di sekitar kotanya sudah kehabisan ikan.

“Karena belum pernah punya pengalaman Lebaran di Jakarta,” ucap Yahya ketika berbincang dengan Kompas.com, Kamis (21/4/2022).

Baca juga: Cerita Ramadhan Viva Yoga Mauladi: Rindu Ditanya Ibu Kapan Pulang ke Lamongan

Yahya, sosok yang kerap mengumbar humor dalam kalimat-kalimat yang meluncur dari lidahnya, berkisah tentang keadaan pada hari Rabu, 27 Desember 2000 silam.

Saat itu, Yahya masih berusia 34 tahun. Meski begitu, pada umur yang masih dapat disebut muda itu, Gus Yahya dipilih menjadi satu di antara 3 juru bicara Presiden RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, selain Ngatawi Al Zastrow dan Adhie Massardi.

Tugas dan pengabdiannya kepada Gus Dur membuat pria kelahiran Rembang, Jawa Tengah, itu tak pulang kampung menjelang Idul Fitri 2022.

Terlebih, Yahya mengakui bahwa ia sudah mendaulat diri sendiri sebagai murid Gus Dur sejak remaja, karena kagum berat kepadanya.

Menurutnya, salah satu momen tersulit selama jadi perpanjangan lidah Gus Dur adalah saat-saat menjelang Lebaran.

Gus Dur dikenal dekat dengan berbagai kalangan. Kerendahan hatinya membuat cucu pendiri NU Hasyim Asy’ari itu hampir selalu menerima tamu dengan tangan terbuka tanpa pandang status sosial.

Baca juga: Cerita Cak Imin Kembali Merdeka di Ramadhan 2022

“Tradisi” itu sudah Gus Dur lakukan sejak ia menjadi Ketua Umum PBNU selama tiga periode dan tetap ia jaga tatkala duduk di tampuk kepemimpinan republik.

Maka, sulit untuk tidak membayangkan betapa banyak orang yang bakal berduyun-duyun untuk sowan kepadanya, walau untuk sesaat, ketika Gus Dur membuka pintu lebar-lebar untuk open house.

“Saya harus mendampingi Presiden. Presiden mau open house, saya tidak berani pulang untuk mudik,” ucap Yahya.

Alkisah, sudah sepekan terakhir itu ia tinggal di rumahnya hanya ditemani seorang sopir. Anaknya, juga istrinya yang ia nikahi 2,5 tahun sebelumnya, sudah ia pulangkan lebih dulu.

“Itu sekali-kalinya seumur hidup, saya Lebaran di Jakarta. Tahun 2000,” ucapnya.

Lantaran baru pertama kali berlebaran di Jakarta, ia belum tahu apa yang akan terjadi di Ibu Kota ketika Idul Fitri menjelang.

Sopir Yahya saat itu juga berstatus pendatang. Segalanya serba baru untuk mereka.

Keduanya menjalani hari-hari dengan tenang-tenang saja, seolah tak akan ada masalah yang menimpa, besar maupun kecil.

Baca juga: Cerita Sulastri Tertinggal Bus Mudik Gratis Polda Metro Jaya: Saya Kira Ngaret...

“Saya santai saja. Enggak ada istri yang masak, ya kita jajan untuk makan,” kata Yahya.

Langit perlahan temaram, menandakan bahwa waktu berbuka puasa untuk kali terakhir di milenium baru akan segera tiba.

Yahya dan sopirnya bersiap berburu menu berbuka puasa, seperti hari-hari sebelumnya setelah istri dan anaknya pulang kampung.

Bersama sopirnya, Yahya berkeliling. Tapi, kali ini, upaya itu berlangsung agak lebih lama daripada sore-sore yang sudah-sudah.

“Enggak ada warung buka sama sekali!” ungkap Yahya dengan mimik muka serius ketika disambangi ke kantornya.

Hanya satu cara yang bisa ia lakukan sore itu, yaitu berkeliling lebih lama lagi. Hasilnya setali tiga uang.

“Enggak ada warung yang buka, sama sekali,” kata Yahya lagi, “enggak ada apa, gitu, kek.”

Yahya mengaku, sore itu dirinya betul-betul dilanda gundah. Hari sudah gelap dan adzan maghrib sudah berlalu cukup lama, namun kini justru gantian perutnya yang bertalu-talu kelaparan.

“Enggak bisa makan saya sampai malam. Minta ampun,” tutur Yahya.

Walakin, gara-gara di rumahnya pun tidak ada apa pun untuk dimasak, maka jurus pamungkas terpaksa dipakai, yaitu lari ke dapur darurat.

“Pertolongan daruratnya di Istana. Kebetulan kan presidennya yang punya Istana,” kata Yahya sambil tertawa.

Gus Dur memang sosok yang dikenal suka makan lezat. “Hobi”-nya itu pernah terganggu karena dokter memintanya menjaga asupan akibat penyakit yang dideritanya.

Apalagi, sebelum jadi orang nomor satu di negeri ini, Gus Dur pernah menderita stroke hebat.

Namun, Yahya mengatakan, kebiasaan makan lezat Gus Dur tidak bisa dibendung.

Dalam beberapa lawatan ke luar kota, lanjutnya, kerap kali Gus Dur mendadak minta berhenti untuk memenuhi keinginannya makan lezat pada saat itu.

“Pernah, di Malang, tiba-tiba berhenti minta makan rawon. Enggak ada di jadwal,” ucap Yahya.

Maka, malam terakhir pada bulan Ramadhan 2000 itu, bisa dibayangkan betapa lega Yahya dan sopir begitu berhasil menemukan pertolongan darurat di dapur Istana yang tak mungkin kekurangan makanan enak.

“Baru merasakan itu saya seumur hidup saya alami: punya duit tapi enggak bisa makan,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Nasional
Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Nasional
Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Nasional
Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Nasional
Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

Nasional
PN Jaksel Tolak Gugatan David Tobing Lawan Rocky Gerung Terkait Hinaan ke Jokowi

PN Jaksel Tolak Gugatan David Tobing Lawan Rocky Gerung Terkait Hinaan ke Jokowi

Nasional
'Selama 23 Tahun, Tiba-tiba Setelah Jadi Orang, Berubah karena Kekuasaan'

"Selama 23 Tahun, Tiba-tiba Setelah Jadi Orang, Berubah karena Kekuasaan"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com