Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Wacana Penundaan Pemilu, Pengamat Nilai Ada Pihak yang Ingin 'Lestarikan' Jokowi

Kompas.com - 01/03/2022, 17:47 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo menilai, ada pihak yang memiliki kepentingan tertentu sehingga memunculkan wacana pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 agar ditunda.

Dalam hal ini, Ari berpandangan pihak-pihak tersebut tengah berusaha agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus memimpin melebihi masa jabatannya hingga 2024.

"Intinya adalah, ada 'kelompok elite' yang memang ingin bagaimana melestarikan Jokowi. Jadi ini adalah kondisi psikologis yang sedang terjadi," kata Ari dalam diskusi virtual PP GMPI bertemakan "Pemilu 2024, Tetap atau Tunda?" Selasa (1/3/2022).

Ari kemudian mengungkapkan bahwa keinginan menunda pemilu erat kaitannya dengan perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi.

Baca juga: Soal Usul Penundaan Pemilu, Waketum Gerindra: Kita Amati Saja

Dia mengatakan, isu perpanjangan masa jabatan kerap kali bersandingan dengan isu presiden tiga periode. Kedua isu itu juga disebut tidak baru saja muncul, melainkan sudah setahun ke belakang.

"Wacana penundaan pemilu ini muncul secara paralel dengan isu-isu lain. Misalnya itu presiden tiga periode, lalu ada perpanjangan masa jabatan presiden. Itu sudah muncul dulu, dan isu-isu sejenis," jelasnya.

Bahkan, lanjut dia, ada pula kelompok yang memasangkan Jokowi dengan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024.

Padahal, menurut Ari, wacana duet itu saja sudah satu suara dengan isu penundaan pemilu.

Ia pun berpendapat bahwa wacana ini digelorakan oleh para elite yang tengah berkuasa.

Dia dapat memastikan bahwa usulan tersebut tidak muncul dari kalangan oposisi pemerintah. Sebaliknya, dia menilai usulan itu bermunculan dari para elite politik yang nyaman di kekuasaannya saat ini.

Baca juga: Hitungan KPU, Anggaran Pemilu Dapat Ditekan hingga Rp 62 Triliun

Ari pun sedikit menyinggung pernyataan ketiga ketua umum partai politik koalisi pemerintah, yakni Ketum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan yang menyuarakan pemilu 2024 ditunda.

"Yang jelas, tiga orang ketum adalah dari partai pemerintah dan 1 orang menteri bahkan Menko Perekonomian juga menangkap sinyal soal aspirasi dari petani. Nah, petani yang mana itu yang jadi pertanyaan. Jadi, ada godaan untuk terus berkuasa, mempertahankan durasi kekuasaan," ungkapnya.

Diketahui bersama, tiga ketua umum partai politik yaitu Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyampaikan wacana perpajangan masa jabatan presiden.

Wacana ini diawali oleh Muhaimin Iskandar yang mengusulkan pemilu 2024 diundur lantaran dikhawatirkan mengganggu stabilitas ekonomi Tanah Air pada tahun tersebut.

Kemudian, Airlangga Hartarto mengaku, dirinya menerima aspirasi dari kalangan petani di Kabupaten Siak, Riau terkait wacana perpanjangan masa jabatan presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com