Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Jokowi Singgung Kasus Covid-19 yang Naik Ribuan Persen hingga Minta Evaluasi PTM di Rapat Evaluasi PPKM...

Kompas.com - 02/02/2022, 06:15 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Bagus Santosa

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengungkapkan sejumlah angka kenaikan Covid-19 dalam rapat terbatas evaluasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang digelar pada Senin (31/1/2022) awal pekan ini.

Rapat itu dia pimpin secara virtual dari Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, di sela-sela kunjungan kerjanya ke daerah itu.

Mula-mula, Jokowi meminta para menteri dan pejabat terkait berhati-hati dengan kondisi yang ada.

Baca juga: 16.021 Kasus Baru Covid-19, Lonjakan Omicron, dan Dipangkasnya Masa Karantina

Pasalnya, ada kenaikan sebesar 910 persen untuk kasus aktif Covid-19.

"Hati-hati, saya ingin menegaskan kehati-hatian kita karena kasus aktif naik 910 persen. Dari yang sebelumnya 6.108 kasus di tanggal 9 Januari (2022), kemudian menjadi 61.718 kasus di 30 Januari (2022)," ujar Jokowi, dilansir dari unggahan pernyataan pembukaan rapat dari laman resmi setkab.go.id, Selasa (1/2/2022).

Selanjutnya, Kepala Negara mengungkapkan adanya kenaikan kasus positif Covid-19 sebesar 2.248 persen.

Kenaikan itu dari 529 kasus pada 9 Januari 2022 menjadi 12.422 kasus pada 30 Januari 2022 atau terjadi dalam 22 hari.

"Sekali lagi, hati-hati kita dalam menyikapi ini," tegas Presiden.

Instruksikan langkah penanganan

Usai pernyataan itu diunggah di akun laman resmi Sekretariat Kabinet, setkab.go.id, tautan paparan pembukaan Jokowi di laman itu tak dapat diakses.

Hingga Rabu (2/2/2022) pagi, laman setkab.go.id yang memuat pernyataan itu pun tak dapat diakses.

Namun, dari materi yang telah diunduh sebelumnya diketahui masih ada pesan lanjutan dari Jokowi untuk para menteri dan pejabat terkait.

Menurut dia, meski kasus aktif dan kasus positif harian mengalami kenaikan, semua pihak patut bersyukur karena kasus kematian tidak ikut naik.

"Meskipun kasus aktif naik 910 persen, tidak diikuti dengan melonjaknya angka kematian, ini bagus. Meskipun demikian, tetap harus kita harus tetap waspada," katanya.

"Untuk itu, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan untuk menjadi perhatian. Yang pertama, melihat karakteristik dari Omicron, menurut saya, kita harus menggunakan pendekatan penanganan yang berbeda," tegas Jokowi.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Jakarta Naik, Anies: Kita Harus Tenang

Untuk jangka pendek, dia meminta ada penguatan di bagian di hilir, sosialisasi, edukasi yang masif untuk masyarakat yang positif tanpa gejala untuk melakukan karantina mandiri dengan konsultasi dokter secara mandiri di puskesmas, di faskes, atau melalui telemedisin.

Kemudian, dia meminta stok obat-obatan yang ada di apotek-apotek ini betul-betul harus dikontrol keberadaannya.

"Yang kedua, di bagian hulu saya minta dilakukan pencegahan transmisi lokal, terutama di enam provinsi yang menjadi penyumbang kasus aktif yang terbesar," kata Jokowi.

Dia meminta kondisi di hulu benar-benar harus dimonitor dengan ketat.

Di sisi lain Jokowi juga masyarakat ditenangkan dan tidak usah panik.

"Harus tetap waspada. Kemudian juga disiplin protokol kesehatan bersama TNI dan Polri, terutama 3M yang masif dan juga pelacakan kontak erat. Ini seperti yang sudah kita lakukan," ungkapnya.

Sentil soal karantina

Dalam kesempatan yang sama, Jokowi kembali menyinggung perihal adanya dugaan permainan dari mafia karantina.

Hal itu disampaikannya usai mendapat laporan dari warga negara asing (WNA) pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).

"Saya masih mendengar dan ini saya minta Kapolri untuk mengusut tuntas permainan yang ada di karantina. Sudah, karena saya sudah mendengar dari beberapa orang asing komplain ke saya mengenai ini," ungkapnya.

Jokowi menekankan agar para menteri dan pejabat terkait disiplin melakukan kebijakan pengetatan di pintu-pintu masuk internasional.

Selain itu, dia meminta pelaksanaan proses karantina para PPLN yang masuk dari luar negeri harus dilakukan secara benar.

Minta PTM dievaluasi

Kepala Negara juga meminta adanya evaluasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM).

Utamanya yang diselenggarakan di tiga provinsi, yakni Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten.

"Saya juga minta adanya evaluasi untuk pembelajaran tatap muka, utamanya di Jawa Barat, di DKI Jakarta, dan di Banten," tutur Jokowi.

Baca juga: Jokowi Minta PTM di Jakarta Dievaluasi, Anies: Kami Monitor

Terakhir, terkait dengan vaksin. Dia meminta pelaksanaannya terus dipercepat untuk vaksinasi dosis satu, dua, dan booster.

"Saya minta vaksinasi booster juga terus dipercepat, utamanya capaian vaksinasi bagi anak 6-11 tahun dan bagi lansia. Saya rasa itu sebagai pengantar yang bisa saya sampaikan," tutur Jokowi.

Kasus harian capai lebih dari 16.000.

Sementara itu, pemerintah melaporkan penambahan 16.021 kasus baru Covid-19 per 1 Februari 2022.

Dengan demikian, hingga saat ini terdapat 4.369.391 total kasus Covid-19 di Indonesia, terhitung sejak pertama kali diumumkan pada 2 Maret 2020.

Penambahan kasus baru Covid-19 per 1 Februari tersebar di 33 provinsi di Indonesia.

Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas Covid-19), penambahan tertinggi kasus Covid-19 terjadi di DKI Jakarta dengan 6.391 kasus.

Kemudian, disusul oleh Jawa Barat dengan 4.249 kasus dan Banten dengan 2.463 kasus.

Sementara itu, secara kumulatif, kasus sembuh Covid-19 hari ini tercatat sebanyak 3.240.

Dari penambahan tersebut, maka per hari ini terdapat 4.143.694 kasus Covid-19 yang dinyatakan sembuh.

Adapun pada periode yang sama, ada 28 pasien Covid-19 yang tutup usia. Sehingga, angka kematian kumulatif akibat Covid-19 di Indonesia per hari ini mencapai 144.348.

Menanggapi penambahan kasus harian Covid-19 yang kian tinggi, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi memberikan keterangan.

Baca juga: Jokowi: Saya Minta Evaluasi PTM di Jakarta, Jabar, dan Banten

Menurut Nadia, saat ini pemerintah masih terus memantau perkembangan lonjakan kasus yang ada sehingga secara resmi belum menyatakan bahwa Indonesia sudah memasuki gelombang ketiga Covid-19.

"Jadi untuk penetapan gelombang tiga kita masih terus pantau. Karena kan baru 10 hari terjadi peningkatan kasus. Potensi gelombang tiga bisa saja terjadi melihat peningkatan kasus yang terjadi," ujar Nadia ketika dikonfirmasi Kompas.com pada Selasa.

Dia meminta masyarakat tidak perlu panik. Namun, masyarakat diminta terus menjaga kewaspadaan dengan selalu menerapkan disiplin protokol kesehatan yang ketat.

"Juga batasi mobilitas serta dilakukan testing dan tracing yang masif," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com