Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Didesak Lipat Gandakan Tempat Isolasi Terpusat di DKI

Kompas.com - 27/01/2022, 19:50 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi IX DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Charles Honoris mendesak pemerintah segera melipatgandakan tempat isolasi terpusat di DKI Jakarta.

Pasalnya, situasi angka keterisian tempat tidur rumah sakit (Bed Occupancy Rate/BOR) yang sudah mencapai 45 persen akibat varian Omicron di daerah tersebut.

"Hal ini penting agar BOR faskes di ibu kota tetap terkendali, sehingga faskes tetap bisa melakukan pelayanan kesehatan yang optimal, dan tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat," kata Charles dalam keterangannya, Kamis (27/1/2022).

Baca juga: Menkes Sebut Seluruh Jawa dan Bali Terinfeksi Omicron, Ini Pola Penyebarannya...

Politikus PDI-P itu mengungkapkan, menurut data yang diterimanya, sebanyak 51 persen pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit (RS) wilayah DKI Jakarta bergejala sedang.

Sementara gejala ringan 38 persen.

"Selebihnya tidak bergejala/asimtomatik 7 persen, berat 3 persen, dan kritis 1 persen," tambahnya.

Menurut Charles, masih didominasinya BOR faskes di Jakarta oleh pasien gejala sedang dan ringan bisa dipahami mengingat banyak warga ibu kota yang tidak punya tempat isolasi mandiri di rumahnya.

Selain itu juga banyak yang khawatir jika isolasi tidak diawasi tenaga medis bisa berakibat fatal.

"Oleh karena itu, isolasi terpusat di Jakarta penting diperbanyak untuk menampung pasien gejala sedang dan ringan yang tidak punya tempat isolasi mandiri, dan yang khawartir mengalami perburukan," kata dia.

Charles beralasan, pasien di tempat isolasi terpusat akan dipantau secara intensif oleh tenaga medis.

Ia mengatakan, dengan isolasi terpusat bagi pasien gejala sedang dan ringan, tempat tidur di faskes tetap tersedia bagi pasien gejala berat dan kritis.

"Pelipatgandaan tempat solasi terpusat ini mendesak dilakukan dalam waktu dekat, mengingat kenaikan angka penularan Omicron sekarang baru fase awal," tuturnya.

Baca juga: 3 Meninggal akibat Omicron, Menkes: 1 Belum Divaksinasi Sama Sekali

Lebih lanjut, Charles mengungkap kekhawatirannya jika BOR tidak dikendalikan sejak awal dengan melipatgandakan tempat isolasi terpusat.

Jika hal itu terjadi, menurutnya layanan kesehatan faskes bisa kolaps ketika Omicron mencapai puncaknya.

*Sekarang waktunya belum terlambat bagi pemerintah untuk melipatgandakan tempat isolasi terpusat, sambil mempersiapkan segala skenario menghadapi puncak penularan Omicron," saran Charles.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com