Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lemhannas Wacanakan Polri di Bawah Kementerian, IPW Nilai Akan Banyak Ruginya

Kompas.com - 07/01/2022, 13:00 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Wacana usulan dari Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Agus Widjojo yang meminta Kepolisian Republik Indonesia (Polri) berada di bawah kementerian dinilai lebih banyak merugikan bangsa dan negara.

Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh berpandangan, wacana tersebut akan berpotensi melunturkan sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Jadi ciri negara Kesatuan Republik Indonesia bisa luntur juga nih, nah ini berbahaya,” kata Sugeng saat dihubungi, Jumat (7/1/2022).

Pasalnya, menurut Sugeng, wacana itu cenderung membuat Indonesia menjadi seperti negara yang menganut sistem federasi.

Baca juga: Gubernur Lemhanas Usul Polri di Bawah Kementerian, Anggota DPR: Tidak Pas Disampaikan ke Publik

“Kecenderungannya bisa seperti negara federasi, bentuk polisi di daerah, polisi-polisi tunduk kepada kepala daerah di daerah,” ujarnya.

Selain itu, ia menilai jika kementerian tertentu membawahi Polri, hal ini dapat membuat polisi menjadi rentan dengan kepentingan politik.

Sebab, posisi menteri dapat dikatakan merupakan jabatan politik.

“Apabila polisi di bawah Kementerian akan berpotensi kepolisian akan digunakan sebagai alat politik, bukan kemudian melindungi warga negara,” kata Sugeng.

Lebih lanjut, wacana dari Gubernur Lemhannas itu juga bisa membuat masalah dalam jati diri Polri.

Adapun polisi memiliki prinsip Tribata yakni sebagai abdi utama bangsa, warga negara tauladan, dan wajib menjaga ketertiban pribadi daripada rakyat.

Baca juga: Gubernur Lemhanas Usul Pembentukan Kementerian Keamanan Dalam Negeri

Ia mengatakan, Tribata Polri mengamanatkan bahwa polisi sebagai abdi negara utama harus melayani masyarakat bukan melayani kepentingan tertentu.

“Jadi ciri tentang politik sebagai Tribata ini akan terkikis. Polri akan alami problem dalam jati dirinya,” tutur dia.

Menurut dia, bangsa dan negara akan lebih banyak mengalami kerugian daripada keuntungan jika Polri di bawah kementerian.

Ia menyebut, jika Polri di bawah kementerian hanya akan memenuhi prinsip bahwa polisi sebagai unit pelaksana.

Baca juga: Lemhanas Usul Bentuk Kementerian-Lembaga Baru, Ini Respons Mahfud MD

Namun, pemenuhan prinsip itu juga tidak banyak membawa keuntungan karena polisi cenderung akan ikut kepada keputusan politik menteri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Nasional
Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Nasional
Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Nasional
Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Nasional
Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Nasional
Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Nasional
KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

Nasional
Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Nasional
Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Nasional
Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Nasional
Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Nasional
Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com