Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yaqut Cholil Qoumas
Menteri Agama RI

Menteri Agama RI

Kementerian Agama dan Pelayanan Umat

Kompas.com - 03/01/2022, 15:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEBAGAI Menteri Agama, ini kali kedua saya mengikuti peringatan Hari Amal Bakti (HAB) Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia (RI). Genap berusia 76 tahun, Kemenag hadir dan mengabdi untuk negeri.

Peringatan hari lahir yang jatuh di awal tahun mempermudah seluruh jajaran dan masyarakat mengingat dan mengevaluasi capaian kinerja kementerian dalam setahun belakangan.

Banyak cara untuk mengevaluasi kinerja. Jajaran internal biasanya mengevaluasi kinerja dari sisi serapan anggaran. Bila serapan anggarannya tinggi berarti kinerjanya baik dan seolah berhak dianggap berprestasi.

Baca juga: Toleransi Beragama Saat Misa Natal 2021, Kelompok GBRP Bantu Atur Lalin di Gereja Katedral

 

Bagi saya, serapan anggaran hanyalah salah satu bagian dari kinerja yang seharusnya dilakukan. Mengukur kinerja berbasis serapan anggaran itu paling gampang dilakukan.

Berusaha memenuhi harapan masyarakat

Cara lain adalah mengukur kinerja berbasis pemenuhan harapan masyarakat. Inilah ukuran kinerja yang sesungguhnya. Harapan itu isinya tuntutan dari masyarakat agar Kemenag harus menjawab dan menyelesaikan persoalan serta melayani umat.

Kinerja berbasis pemenuhan kebutuhan dan pelayanan kepada masyarakat itulah yang harus ditonjolkan. Karena itu, tema HAB ke-76 tahun ini adalah Transformasi Layanan Umat.

Setahun kepemimpinan saya di Kemenag, silahkan dievaluasi secara jujur dan terbuka oleh masyarakat. Jika ada yang tidak puas dengan kinerja Kemenag, itu sudah tepat. Sebab saya pun juga tidak puas.

Ada banyak hal yang seharusnya bisa dilakukan lebih baik. Kita memiliki anggaran dan sumber daya yang cukup untuk melakukan sesuatu yang lebih baik.

Dalam banyak kesempatan saya selalu mengkritik jajaran Kementerian - dan itu berarti saya mengkritik diri sendiri- untuk kreatif dan inovatif dalam membuat program dan kegiatan. Gunakan imajinasi agar tidak hanya copy paste saja kegiatan tahun sebelumnya. Jangan terjebak pada rutinitas. Kurangi kegiatan-kegiatan seremonial, selain hanya akan menghabiskan anggaran juga tidak punya dampak langsung bagi masyarakat.

Kesempatan dinas luar yang melimpah harus digunakan untuk belanja program, kegiatan, dan masalah yang menumpuk dihadapi masyarakat. Cermati kembali postur anggaran yang ada, berikah perhatian pada program dan kegiatan yang dapat dirasakan masyarakat. Gunakan APBN ini secara adil dan transparan. APBN dikumpulkan dari pajak rakyat dan oleh karena itu harus dikembalikan dalam berbagai bentuk layanan kepada umat.

Saya juga mengingatkan kepada jajaran bahwa kita mesti bekerja lebih efektif dan efesien di tahun baru 2022 ini. Bekerja lebih cepat dan cermat sejak di bulan pertama. Jangan mengidap November syndrom, di mana seluruh kegiatan bertumpuk di akhir tahun.

Target saya tinggi di tahun ini dan harus berhasil. Sebab ini menyangkut pelayanan kepada masyarakat.

Saya tidak punya banyak waktu untuk menunggu. Setahun kemarin sudah cukup untuk menilai apakah seseorang yang duduk di posisi tertentu, sudah perform atau tidak. Saya tidak perlu menunggu kesalahan untuk melakukan penyegaran organisasi. Organisasi ini harus selalu fresh agar mampu bergerak lebih cepat dalam melayani umat.

Rentang tugas Kemenag untuk melayani umat memang cukup luas dan masing-masing memiliki kompleksitasnya sendiri. Permasalahannya tak bertepi. Bahkan, yang sebelumnya kita anggap baik-baik saja, ternyata menyimpan kepelikan luar biasa.

Baca juga: Menag Harap Kapolri Bisa Ikut Wujudkan Toleransi Beragama di Indonesia

 

Contohnya pesantren. Pesantren yang selama ini menjadi idola dan jantung pendidikan Islam, tiba-tiba saja tersiar berita yang menyesakkan dada. Ingin sekali saya menolak berita itu, tetapi faktanya sudah terjadi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang WNI Meninggal Dunia saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dengan Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dengan Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com