JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf mempersilakan kader NU mengikuti kontestasi politik, termasuk pemilihan presiden (pilpres).
Namun demikian, ia tidak ingin kader yang ikut kontestasi politik itu duduk di jajaran pengurus PBNU.
”Hal yang penting, calon presiden-calon wakil presiden, siapa pun, tidak berasal dari PBNU," kata Yahya usai penutupan Muktamar ke-34 NU di Lampung, sebagaimana diberitakan Kompas.id, Minggu (26/12/2021).
Baca juga: Gerindra Harap PBNU Di Bawah Yahya Staquf Akan Perkuat Toleransi
Yahya lantas menyebutkan sederet nama menteri Kabinet Indonesia Maju dan kepala daerah yang memiliki kedekatan dengan NU.
"(Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto itu konon NU karena keturunan Ki Ageng Gribig. (Menteri BUMN) Erick Thohir malah sudah masuk Banser, berarti NU juga. (Gubernur Jawa Tengah) Ganjar Pranowo itu paling tidak mertuanya NU, Rais Syuriah NU pada zamannya," ujar Yahya.
"Silakan orang-orang ini, kader, jadi presiden dan wapres. Hal yang penting, sekali lagi, tidak dari pengurus PBNU,” kata dia.
Yahya menyebutkan, selama lima tahun ke depan visinya adalah "menghidupkan Gus Dur".
Artinya, sebagai sebuah organisasi, NU dikehendaki bisa benar-benar berfungsi dan dirasakan kehadirannya, sebagaimana dulu masyarakat menikmati fungsi dan merasakan kehadiran Gus Dur.
Baca juga: Yahya Staquf Ingin Hidupkan Gus Dur, Ini Maksudnya...
Menurut Yahya, dengan visi besarnya, Gus Dur masih relevan sekarang dan masih akan sangat relevan hingga masa depan.
"Tidak mungkin menemukan pengganti personal dari keberadaan Gus Dur, mustahil. Tetapi apa yang dibawakan Gus Dur, visinya, idealismenya, dan kinerjanya, saya bisa yakinkan bahwa itu semua harus dan bisa diproyeksikan menjadi satu konstruksi organisasi," kata dia.
Adapun Yahya Cholil Staquf terpilih sebagai Ketua Umum PBNU periode 2021-2026 melalui Muktamar ke-34 NU, Jumat (24/12/2021).
Yahya terpilih setelah meraih 337 suara, mengungguli petahana Said Aqil Siradj yang memperoleh 210 suara
Sementara itu, satu suara dinyatakan batal dan total suara masuk mencapai 548 suara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.