“Masyarakat bisa mengusulkan nama yang berhak menerima bantuan dan juga bisa menyanggah bila ada masyarakat yang sebenarnya tidak berhak,” papar Risma.
Adapun strategi ketiga adalah menghidupkan peran pilar-pilar sosial untuk mendukung kemandirian.
Sebagai contoh, menghidupkan peran karang taruna agar bergerak dan ambil bagian dalam kegiatan sosial sebagai wujud kebersamaan dalam kebhinekaan Indonesia.
“Kita hidupkan kembali dan Alhamdulillah saya bangga kepada Karang Taruna DKI mereka telah mampu mengemas paket bantuan masker dan vitamin untuk dibagikan ke seluruh nusantara,” kata Risma.
Strategi terakhir adalah mengupayakan pemberdayaan sosial, guna mendukung kemandirian ekonomi para KPM agar lebih produktif dan sejahtera, termasuk penyandang disabilitas.
“Sebagai contoh di wilayah Asmat, Papua, kami ajari mereka “tangan di atas” dengan diberikan pelatihan ternak ayam, bantuan perahu, dan usaha koperasi sembako,” tutur Risma.
Baca juga: Kemensos Turunkan Tim, Bantu Anak Korban Penganiayaan Orangtua yang Pesugihan di Gowa
Sementara itu, para penyandang disabilitas diberikan bantuan untuk meningkatkan pemberdayaan ekonomi dan produktivitas. Bantuan ini berupa kursi roda elektrik, motor roda tiga, dan tongkat penuntun adaptif.
Menariknya, kata Risma, produk bantuan yang diberikan tersebut dirakit dan dibuat oleh penyandang disabilitas.
“Bantuan sosial bukan soal data semata, melainkan mengawal hingga sampai kepada penerima,” pesan Risma.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.