JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengakui bahwa saat ini persoalan limbah medis Covid-19 belum mendapatkan perhatian khusus.
Hal tersebut dikarenakan penanganan yang berkaitan dengan Covid-19 difokuskan pada pengendalian penularan.
"Di banyak daerah, masalah limbah Covid-19 memang belum mendapatkan perhatian khusus karena kesibukan mengendalikan penularan Covid-19 seperti tracing, testing, dan treatment," ujar Ma'ruf saat menerima audiensi Asosiasi Produsen Insinerator Indonesia (APII) melalui konferensi video, Senin (30/8/2021), dikutip dari siaran pers.
Baca juga: Luhut: Limbah Medis Selama Pandemi Covid-19 Persoalan Darurat
Ma'ruf mengatakan, dari pertemuannya dengan beberapa provinsi, masih banyak yang belum menyentuh masalah limbah tersebut.
Padahal, kata dia, semakin hari limbah medis Covid-19 tersebut kian menumpuk.
Wapres Ma'ruf pun mengapresisasi inisiatif APII yang berencana membantu pemerintah mempercepat penanganan limbah medis infeksius Covid-19 tersebut.
"Saya menyambut baik inisiatif APII untuk membantu mempercepat proses penanganan limbah B3 yang memang sekarang sedang diperlukan. Karena pemerintah sedang mulai menggarap masalah penanganan limbah Covid-19 ini," kata dia.
Ma'ruf berharap APII dapat terus mengembangkan teknologi pengelolaan limbah berskala kecil dan mobile sebagaimana yang telah dilakukan.
Dia pun menyarankan APII berkomunikasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) supaya memperoleh standardisasi mutu insinerator yang dimiliki.
Baca juga: Limbah Medis Berserakan di Harapan Jaya, Diduga dari Klinik Hewan
Menurut dia, penanganan limbah medis infeksius Covid-19 merupakan bagian penting dari upaya mengatasi pandemi Covid-19.
Apalagi limbah medis Covid-19 merupakan limbah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) dan berpotensi menjadi sumber penularan Covid-19.
"Saya juga minta APII agar berkoordinasi dengan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 baik di tingkat pusat maupun daerah terkait hal ini," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.