Fedik juga menyampaikan bahwa hasil uji praklinik fase satu vaksin dengan basis platform inactivated virus ini berjalan baik dengan respons imun yang sangat menjanjikan.
"Memang kami telah sampai pada uji preklinik fase 1 dan 2. Fase satu hasilnya baik dari sisi imunogenisitas, toxicity di dalamnya dan pendekatan respons imunnya juga, dan hasilnya menjanjikan," ujar Fedik.
Ia menambahkan, hasil uji praklinik fase 1 menjadi dasar penelitian vaksin dilanjutkan ke tahap uji praklinik fase 2.
Namun, ia belum bisa menyampaikan hasil uji praklinik fase 2 karena masih dalam proses pengujian.
"Kami belum bisa berikan hasil keseluruhan karena belum selesai, on going, sementara respons imun yang kita dapatkan kemudian antibodi ini menunjukkan tren yang lebih baik," kata Fedik.
Potensi digunakan untuk suntikan tambahan
Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Ismunandar sebelumnya mengatakan, ada kemungkinan vaksin Merah Putih digunakan sebagai booster atau suntikan tambahan vaksin Covid-19.
Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi mutasi virus corona yang menyebar belakangan di Indonesia.
Di sisi lain, kata dia, mengantisipasi ketidakpastian berapa lama imunitas bertahan dalam tubuh manusia yang sudah divaksinasi.
Baca juga: BPOM Serahkan Sertifikat CPOB Vaksin Merah Putih ke PT Biotis
"Apabila vaksin Merah Putih belum siap dalam waktu dekat, maka vaksin Merah Putih akan menjadi alternatif untuk ketersediaan vaksin di masa depan. Baik sebagai booster. Kita belum tahu, apakah memang vaksin atau vaksinasi yang telah kita peroleh akan bisa mempertahankan imunitas kita. Atau memang diperlukan booster di tahap tertentu," kata Ismunandar dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi VII DPR, Rabu (16/6/2021).
Ismunandar mengatakan, dari sejumlah institusi yang mengembangkan vaksin Merah Putih ada dua institusi yang memiliki progres yang cepat yaitu Unair dan Lembaga Eijkman.
Ia menargetkan Unair akan memperoleh izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) pada Maret 2022.
Sementara, Eijkman ditargetkan memperoleh EUA untuk vaksin Merah Putih pada September 2022.
Dikawal BPOM
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito mengatakan siap membantu pengembangan vaksin Merah Putih dan melakukan pengawalan terhadap regulasi agar sesuai standar internasional dikaitkan dengan aspek keamanan, mutu, dan khasiat.
"Sehingga, tentunya persyaratan dan persiapan dapat dipenuhi baik pada saat praklinik maupun uji klinik," kata Penny dalam konferensi pers secara virtual, Rabu.
Ia mengatakan, penyerahan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) kepada PT Biotis merupakan salah satu bentuk dukungan BPOM agar proses pengembangan vaksin tipe inactivated virus tersebut dapat segera diselesaikan.
Baca juga: Capai Target Vaksinasi, Anggota Komisi IX Dorong Percepatan Vaksin Merah Putih
Penny mengatakan, apabila uji klinik vaksin Merah Putih berjalan dengan baik sesuai standar internasional, izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dapat diberikan pada 2022.
"Emergency use authorization yang harapannya untuk vaksin Merah Putih produksi Unair dan PT Biotis ini adalah sekitar semester I tahun 2022 ini kalau sesuai dengan rencana," ucap Penny.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.