Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kritik Luhut Soal Penanganan Pandemi, Anggota DPR: Pernyataan Beda-beda Bikin Sesat Rakyat

Kompas.com - 16/07/2021, 18:32 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin mengingatkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan agar tak membuat pernyataan yang berubah-ubah terkait situasi penanganan pandemi Covid-19.

Menurut dia, pernyataan yang berubah-ubah terkait situasi penanganan pandemi justru akan membuat masyarakat bingung.

"Bisa saja akibat statement itu, ada masyarakat yang tetap khawatir dan waspada. Namun, akibat pernyataannya bahwa Covid-19 terkendali, bisa jadi mereka malah menjadi kurang waspada," kata Didi dalam keterangannya, Jumat (16/7/2021).

Adapun hal tersebut disampaikannya untuk merespons pernyataan Luhut yang sebelumnya menyebut pandemi di Indonesia saat ini bisa dikendalikan pemerintah.

Luhut juga menampik berbagai anggapan yang menyebutkan kondisi pandemi di Tanah Air tidak terkendali.

Baca juga: Luhut: Yang Bilang Covid-19 Tak Terkendali, Saya Tunjukkan ke Mukanya Kita Terkendali

Namun, tak berselang lama, Luhut merevisi pernyataan itu dengan menyebut bahwa salah satu varian virus corona di Indonesia yaitu varian Delta justru sulit dikendalikan.

"Pernyataan Menko Luhut Pandjaitan yang tidak firm terkait Covid-19 dengan statement berbeda-beda bisa buat sesat rakyat," tutur Didi.

"Terlepas itu varian sebelumnya atau varian Delta, yang pasti berdasarkan fakta yang ada, kasus Covid-19 yang terdeteksi meroket hingga hampir 57.000. Bukankah itu menunjukkan keadaan sudah buruk?," sambung dia.

Didi bahkan mengkhawatirkan, kasus Covid-19 di Indonesia justru lebih parah lagi jika tes swab dilakukan lebih meluas di masyarakat.

Bukan tanpa alasan, ia menggunakan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 pada Kamis (15/7/2021) yang mengungkapkan bahwa kasus baru Covid-19 di Indonesia terdeteksi 56.757 kasus dengan rata-rata penambahan kasus baru dalam satu minggu terakhir 41.521.

"Sedangkan kasus kematian berjumlah 982 kasus dengan 900 kematian rata-rata dalam 7 hari terakhir," terangnya.

Didi pun mengajak untuk membandingkan kasus baru Indonesia dengan kasus baru di Amerika Serikat berjumlah 20.450 dan jumlah kematian 211 orang.

Baca juga: Luhut Klaim Covid-19 di Indonesia Terkendali, Epidemiolog: Wajar, Bukan Ahli Kesehatan

Lalu, India juga dikatakannya, memiliki kasus baru mencapai 38.792 dengan kematian 624 orang.

"Brasil sebagai negara di Amerika Latin dengan kasus baru tertinggi mencapai 17.031 kasus, jumlah penduduknya yang mati karena Covid-19 mencapai 745. Hampir sama dengan Rusia dengan kasus kematian sejumlah 786 dan kasus baru 23.827," jelasnya.

Menurutnya, berkaca hal tersebut, semua pihak bisa melihat sendiri seperti apa kondisi nyata di Indonesia saat ini.

Kemudian, melihat kondisi di lapangan, Didi mengungkapkan bahwa masyarakat tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai dalam situasi darurat.

"Akibatnya, kematian banyak terjadi pada saat isolasi mandiri," imbuh dia.

Tak sampai di situ, Didi melanjutkan bahwa kematian di rumah sakit juga meningkat akibat pasien datang ke rumah sakit dengan kondisi kritis dan butuh penanganan segera.

Namun, penanganan itu tidak bisa dilakukan secara maksimal karena jumlah ruang ICU tidak mencukupi, kekurangan pasokan oksigen, dan tenaga kesehatan yang terbatas.

"Fakta lainnya, masyarakat kesulitan membeli obat-obatan khusus Covid-19 dan kalaupun ada, jumlahnya terbatas dan harganya sangat mahal. Belum lagi tabung oksigen yang langka sehingga harga jadi meroket sangat tinggi," terang Didi.

Baca juga: Luhut Sebut Varian Delta Tidak Mudah Dikendalikan

Atas hal tersebut, Didi sangat menyayangkan pemerintah tidak mampu mengendalikan situasi lapangan dengan baik.

Dari fakta-fakta yang ada, lanjut dia, menunjukkan bahwa kondisi Covid-19 di Indonesia memang tidak terkendali.

Oleh karena itu, Didi meminta pemerintah jujur dalam membuat pernyataan di masyarakat terkait kondisi pandemi.

"Pemerintah harus jujur, jangan memberi kesan kepada rakyat seolah-olah Indonesia baik-baik saja. Jika pemerintah tidak transparan, maka akan bisa fatal, sehingga rakyat menganggap ini hal biasa bukan hal gawat. Akibatnya penyebaran dan kematian terus makin meningkat," tegasnya.

Didi menambahkan, pemerintah dalam mengambil langkah harus jelas, terukur dan berdampak.

Pemerintah juga dimintanya untuk menghentikan mempermainkan psikologis rakyat dengan membuat framing melalui pernyataan yang menyebut bahwa kasus Covid-19 bisa dikendalikan.

"Padahal, kita bisa lihat sudah ada negara-negara yang mulai menarik warga negaranya dari Indonesia. Khawatir, keselamatan jiwanya. Apakah fakta-fakta ini tidak cukup untuk mengatakan keadaan sudah genting?," tanya Didi.

Baca juga: Luhut Diminta Jujur soal Kondisi Pandemi di Indonesia, Tidak Asal Presiden Senang

Oleh karena itu, Didi menilai alangkah lebih baik apabila pemerintah meningkatkan langkah-langkah penanganan secara strategis dan bukan sekadar seremonial.

Menurutnya, pemerintah bisa melakukan penanganan secara strategis itu mulai dari penyiapan fasilitas kesehatan, optimalisasi tenaga kesehatan serta percepatan vaksinasi.

Sebelumnya, Luhut membuat pernyataan yang berbeda-beda terkait situasi penanganan pandemi saat ini.

Pertama, Luhut menampik anggapan bahwa pandemi Covid-19 di Indonesia tak terkendali.

Ia mengklaim, berdasarkan data yang dimilikinya, Covid-19 di Indonesia sangat terkendali.

"Jadi kalau ada yang berbicara bahwa tidak terkendali keadaannya, sangat-sangat terkendali. Jadi yang bicara tidak terkendali itu bisa datang ke saya. Nanti saya tunjukkan ke mukanya bahwa kita terkendali," ujar Luhut dalam konferensi pers daring, Senin (12/7/2021).

Tiga hari berselang, Luhut justru membuat pernyataan berbeda dengan menyebut bahwa pandemi tak bisa dikendalikan.

Hal itu tercermin dari pernyataannya bahwa virus corona varian Delta sulit dikendalikan.

Baca juga: Luhut Sebut Varian Delta Bisa Turunkan Efikasi Seluruh Jenis Vaksin Covid-19

Luhut mengatakan hal itu dalam konferensi pers secara virtual melalui YouTube resmi Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Kamis (15/7/2021).

"Saya mohon agar kita semua paham, varian Delta ini varian yang tidak mudah dikendalikan," ujar Luhut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com