Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hotma Sitompul Akan Dihadirkan sebagai Saksi dalam Sidang Lanjutan Korupsi Paket Bansos Covid-19

Kompas.com - 21/06/2021, 12:40 WIB
Tatang Guritno,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pengacara senior Hotma Sitompul akan dihadirkan menjadi saksi dalam sidang lanjutan dugaan tindak pidana korupsi pengadaan paket bantuan sosial (bansos) Covid-19 dengan terdakwa mantan Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara.

Hotma akan dihadirkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama dengan empat saksi lainnya.

“Saksi Senin 21 Juni 2021, Chandra Andriati, Merry Hartini, Hotma Sitompul, Eko Budi Santoso, Ikhsan Yunus,” terang Pelaksana Tugas Juru Bicara KPK Ali Fikri dikonfirmasi Kompas.com, Senin (21/6/2021).

Adapun nama Hotma beberapa kali disebut dalam pengungkapan perkara ini. Kompas.com mencatat, Hotma sempat dipanggil sebagai saksi oleh KPK pada 19 Februari lalu.

Kala itu penyidik KPK ingin mendalami kesaksian Hotma terkait adanya sejumlah uang untuk pembayaran fee lawyer karena ada bantuan penanganan hukum di Kementerian Sosial (Kemensos).

Baca juga: Saksi: Eks Wakil Ketua Komisi VIII Ihsan Yunus Sering Bertamu ke Ruangan Juliari

Berikutnya dalam kesaksian Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sekaligus mantan Kabiro Umum Kemensos yang juga menjadi terdakwa dalam perkara ini, Adi Wahyono, nama Hotma juga turut disebut.

Dalam persidangan 8 Maret 2021, Adi mengatakan bahwa fee dari perusahaan penyedia bansos sebesar Rp 3 miliar digunakan untuk membayar Hotma atas perintah Juliari.

Adi mengatakan saat itu ia diminta Juliari membayar Hotma untuk jasanya membantu perkara hukum pada Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Kemensos.

Terakhir nama Hotma disebut dalam kesaksian Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kemensos yang juga menjadi terdakwa dalam perkara ini yaitu Matheus Joko Santoso pada sidang 7 Juni 2021.

Pada kesaksiannya Joko mengatakan diminta oleh Adi untuk memberikan uang dalam jumlah tertentu pada Hotma.

Sebelunya Joko telah memberikan uang Rp 3 miliar pada Adi melalui seorang perantara bernama Boy.

Ketika ditanya oleh Jaksa apakah uang Rp 3 miliar yang diberikan Joko itu digunakan untuk membayar Hotma, Joko mengatakan tidak mengetahui hal tersebut.

Baca juga: Sidang Eks Mensos Juliari, Saksi Sebut Ihsan Yunus Dapat Proyek Senilai Rp 54 Miliar di Kemensos

“Apakah uang yang saya serahkan pada Boy uang yang sama untuk Pak Hotma atau tidak, saya tidak tahu,” kata Joko.

Adapun dalam perkara ini Juliari Batubara didakwa menerima fee sebesar Rp 32,48 miliar. Uang itu diduga dikumpulkan oleh Juliari dari berbagai perusahaan penyedia paket bansos melalui dua anak buahnya yaitu Adi Wahyono dan Matheus Joko Santoso.

Adapun fee tersebut dikumpulkan terkait pengadaan paket bansos Covid-19 tahun 2020 di wilayah Jabodetabek.

Jaksa menduga uang fee itu digunakan Juliari untuk memenuhi kebutuhan pribadi, membiayai beberapa aktivitas di Kemensos, dan membaginya pada sejumlah pejabat Kemensos dalam jumlah yang berbeda-beda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com