Selain itu Zaenur juga menjelaskan bahwa pelanggaran yang terjadi di internal KPK merupakan imbas dari berubahnya kultur atau kebiasaan di lingkungan pekerjaan.
Dahulu, lanjut Zaenur, KPK memiliki budaya yang egaliter dan terbuka. Namun saat ini KPK cenderung nampak seperti instansi kepolisian.
"Dahulu (KPK) sangat egaliter, mencerminkan kebersamaan, sekarang bukan kebersamaan tapi sekarang bersifat seperti komando," ucap dia.
Lebih lanjut Zaenur berpendapat untuk bisa memperbaiki integritas di tubuh KPK dan kepercayaan publik yang harus dilakukan adalah melakukan transparansi atau keterbukaan dalam menangani kasus tindak pidana korupsi.
Transparansi itu, sambung Zaenur, juga terkait dengan melakukan pengusutan kasus pada siapa pun pihak yang terlibat pada kasus-kasus korupsi yang sedang ditangani KPK.
"Terutama dalam kasus akhir-akhir yang ini diduga ada kebocoran penggeledahan, diduga ada penerimaan suap," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.